Mulai bermunculan startup unicorn di Indonesia, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate berharap akan lahir lagi startup decacorn.
Startup unicorn adalah perusahaan rintisan digital yang memiliki valuasi USD 1 miliar atau Rp 14 triliun. Sedangkan, startup decacorn merupakan level selanjutnya dengan perusahaan bervaluasi USD 10 miliar atau Rp 140 triliun.
Saat ini, startup RI yang bergelar unicorn ini antara lain Traveloka, Ovo, Bukalapak, J&T Express, Xendit, Ajaib, dan OnlinePajak. Sementara yang sudah mencapai decacorn baru GoTo yang merupakan gabungan Gojek dan Tokopedia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan mulai bergairahnya tren pendanaan startup di Indonesia yang meningkat, Menkominfo diharapkan ada startup decacorn selanjutnya selain Gojek.
"Resiliensi (ekonomi digital) tercermin dari peningkatan pendanaan sejumlah startup di Indonesia, di mana hingga kini Indonesia telah memiliki satu decacorn, yakni Gojek. Dan mudah-mudahan segera dua," ujarnya keterangan tertulisnya, Rabu (13/10/2021).
Johnny menjelaskan dengan peningkatan jumlah pengguna internet Indonesia yang sudah mencapai 202,6 juta per Januari 2021. Kemudian, pengguna layanan digital di tanah air turut tumbuh sebesar 37% selama pandemi, kelahiran startup decacorn bisa saja terjadi di masa mendatang.
Mengutip data United Nations Conference on Trade and Development tahun 2021, Menteri Johnny menunjukkan peningkatan bandwidth internet secara global pada tahun 2020 mencapai 35%, peningkatan tersebut menjadi yang terbesar sejak 2013.
"Dengan lalu lintas data bulanan yang secara global diprediksi akan terus meningkat hingga 780 exabytes di tahun 2026, sehingga adopsi teknologi digital telah menjadi katalisator bagi kemajuan di berbagai kehidupan dan aktifitas masyarakat, termasuk perkembangan ekonomi digital di Indonesia," paparnya.
Menkominfo mengatakan kolaborasi antarkekuatan startup Indonesia juga semakin terlihat dari bergabungnya Gojek dan Tokopedia dalam konsolidasi platform e-commerce. Hal itu diharapkan mampu memperkuat ekosistem ekonomi digital nasional melalui upaya kolaboratif.
"Dengan geliat potensi dan resiliensi tersebut, maka diperkirakan valuasi ekonomi digital Indonesia ke depan akan terus meningkat, yakni mencapai sebesar USD 124 Miliar pada tahun 2025, dan sebesar USD 315,5 Miliar pada tahun 2030 mendatang," ungkapnya optimistis.
Halaman selanjutnya: Potensi Fintech...
Potensi Fintech
Dipaparkan Menkominfo, sektor jasa keuangan digital alias financial technology (fintech) memiliki peran penting bagi masyarakat yang turut menumbuhkan ekonomi digital secara signifikan.
"Prospek tumbuh kembang yang positif tersebut terlihat dari jumlah nilai investasi fintech di Indonesia pada tahun 2020 yang mencapai hampir USD180 Juta Dollar Amerika Serikat, atau setara dengan 20 persen total investasi fintech di antara ASEAN 6 atau Indonesia yakni Thailand, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Vietnam," jelasnya.
Mengutip data UOB, PwC Singapore, Singapore FinTech Association tahun 2020, Menkominfo memaparkan keseluruhan investasi sektor fintech di Indonesia terbagi ke dalam empat sektor, antara lain insurance technology sebanyak 38%, payments 32%, alternative lending 25%, dan finance and accounting tech sebanyak 5%.
"Investasi tersebut memperkuat basis pendanaan platform fintech yang mendorong ekspansi pemanfaatan bagi masyarakat. Pada bulan Agustus 2021, tercatat layanan fintech lending telah menjangkau 27,2 juta masyarakat di Indonesia, dengan jumlah penyaluran pinjaman total mencapai Rp 14,95 Triliun," kata Johnny.
Guna menunjang pertumbuhan sektor keuangan digital, Kementerian Kominfo menerapkan menghadirkan tiga kebijakan yang mencakup pemerataan pembangunan infrastruktur digital, tata kelola ekosistem digital, serta penyiapan talenta digital.
"Kebijakan ekosistem digital dari hulu ke hilir tersebut dilaksanakan agar masyarakat Indonesia dapat bersama-sama menumbuhkembangkan ekosistem digital secara inklusif, bermanfaat, aman, merata dan diharapkan no one left behind," pungkasnya.
(agt/fay)