Awalnya, para warga di sebuah perumahan elit di wilayah Alberta, Kanada, terganggu dan sampai tidak bisa tidur karena ada suara yang sangat berisik. Setelah dilakukan investigasi, terbongkarlah bahwa ternyata di dekat mereka, dioperasikan pertambangan Bitcoin secara diam-diam.
Salah satu warga yang bernama Jeff Kocuipchyk yang pertama kali mendengar suara tersebut dan komplain. "Suaranya berbeda tergantung arah angin. Kedengarannya seperti suara gelombang, tapi 10 kali lebih berisik dan 100 kali lebih menyebalkan," kata dia.
"Mirip-mirip seperti suara pesawat terbang yang sedang pemanasan di landasan," tambahnya, seperti dikutip detikINET dari CBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suara berisik itu pun jadi pembicaraan di kalangan warga sehingga akhirnya dilakukan penyelidikan. Usut punya usut, ternyata biang keladinya adalah penambangan Bitcoin yang dilakukan perusahaan setempat bernama Link Global.
Kemudian ketahuan bahwa perusahaan Bitcoin itu beroperasi tanpa izin, baik kepada warga sekitar maupun pemerintahan setempat. Mereka pun dilaporkan pada Alberta Utilities Commission (AUC). Terlebih suara bising sudah sangat mengganggu dan tak bisa ditoleransi lagi.
Stephen Jenkins selaku CEO Global Link mengakui kesalahannnya tersebut. "Ini kesalahan saya, semuanya di saya. Kami memang tidak berkonsultasi dengan warga," katanya.
Mereka pun terancam denda besar sampai USD 5,6 juta atau sekitar Rp 79 miliar. Diketahui kemudian bahwa mereka sudah beroperasi tanpa izin selama sekitar setahun.
Kebutuhan energi untuk mengoperasikan penambangan Bitcoin ini sangat besar, bisa mendaya listrik ribuan rumah. Mereka rupanya memanfaatkan sumber gas alam yang terbengkalai untuk pengoperasian tambang Bitcoin itu tapi tetap saja yang dilakukan itu adalah ilegal. Pencurian listrik atau energi untuk penambangan Bitcoin sudah sering dilakukan dan kadang terendus aparat.
(fyk/rns)