Sandiaga Uno Kenang Pernah Kena PHK: Jadi Pelajaran Berharga
Hide Ads

Sandiaga Uno Kenang Pernah Kena PHK: Jadi Pelajaran Berharga

Aisyah Kamaliah - detikInet
Selasa, 07 Sep 2021 13:45 WIB
Pengusaha dan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI), Sandiaga Uno. File/detikFoto.
Pernah kena PHK, Sandiaga Uno sebut startup harus belajar dari kisah hidupnya. Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pernah kena PHK namun berhasil bangkit. Ia pun mengajak startup untuk belajar dari pengalamannya. Hal ini ia sampaikan dalam acara 'Mengoptimalkan Kontribusi Startup Sebagai Enabler Digitalisasi UMKM/Bisnis Rumahan Melalui Pendayagunaan Cloud' dari Amazon Web Service, Selasa (7/9/2021).

Ia mengenang yakni pada 1997 di mana kondisi Indonesia sendiri sedang dilanda krisis. Sandiaga Uno menjadi korban karena harus di-PHK. Mau tidak mau ia harus mengembangkan bisnisnya.

"Saya pernah di-PHK tahun 1997, di perusahaan sebelumnya. Krisis besar, saya terpaksa launching dan ini biasanya disebut sebagai entrepreneur by accident. Saya memilih mulai usaha karena saya coba berjibaku untuk apply perusahaan dan saya ditolak karena krisis," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di saat tersebut, Sandiaga Uno melihat ada celah yaitu solusi keuangan dibutuhkan klien yang menjadi cikal bakal usaha miliknya. Saat itu, Sandiaga hanya bertiga untuk menjalankan bisnisnya. Jatuh bangun 20 tahun lebih, usahanya kini berhasil jadi perusahaan investasi yang aktif dan memiliki lebih dari 30 ribu karyawan di seluruh Indonesia.

"Momentum ini, pandemi, mempercepat proses digitalisasi yang mana ada positif dan negatif. Pemerintah harus hadir dan bisa memilah. Kita berpihak khususnya pembangunan serta berprinsip no one left behind, jangan ada yang ketinggalan," kata Sandiaga Uno.

ADVERTISEMENT

"Indonesia ekosistem startup-nya kita top ke-2, menurut Global Startup 2020. We're right there, kita sudah di atas banget. Saya harap startup belajar dari kesulitan yang saya hadapi," sambungnya.

Menurutnya, meskipun ada data yang mengatakan baru 19% SDM yang berkecakapan digital dengan baik, masih ada cara yang bisa dilakukan yakni dengan membangun hubungan dengan para calon penerus seperti mahasiswa, pemilik usaha, dan calon pengusaha. Pemerintah pun terus berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dengan menyusun program yang tepat sasaran juga efektif.




(ask/ask)