Pemuda Jebolan Kanada Bikin Aplikasi Toko Sembako untuk Warga Pedalaman
Hide Ads

Pemuda Jebolan Kanada Bikin Aplikasi Toko Sembako untuk Warga Pedalaman

Siti Fatimah - detikInet
Selasa, 01 Jun 2021 09:15 WIB
Wilson Yanaprasetya, Pendiri aplikasi Dagangan
Wilson Yanaprasetya bersama empat temannya membuat aplikasi Dagangan. Foto: Siti Fatimah/detikcom
Bandung -

Letak daerah yang berada jauh dari ibu kota provinsi menjadikan pertumbuhan ekonomi di pedalaman terhambat. Hal itu terjadi karena pembangunan infrastruktur yang belum merata, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di pedalaman harus menempuh jarak jauh dan waktu serta biaya yang tidak sedikit.

Selain itu, terkadang keterbatasan pasokan komoditi sembako pun masih jadi persoalan. Realita tersebut mendorong seorang anak bangsa lulusan Universitas British Columbia, Kanada untuk mencetuskan aplikasi yang bisa membantu warga di pedalaman untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Adalah Wilson Yanaprasetya, pria berusia 36 tahun ini bersama keempat temannya membuat Dagangan, sebuah aplikasi social-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga. Wilson mengatakan, awalnya aplikasi ini dibuat berdasarkan pengalaman hidupnya di pedesaan. Saat itu, dia kesulitan untuk mendapatkan bahan sembako dengan harga yang sama dengan di Pasar Induk.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya dari Banyuwangi. Kalau sekarang keadaan udah mulai berkembang, kalau ngomongin dulu bisa dibilang terbelakang dan Banyuwangi ketinggalan kasian. Misalnya harga air mineral di pasar lebih murah, saat pindah ke kampung bisa naik hingga 50 persennya," kata Wilson kepada detikcom.

Berbeda dengan aplikasi belanja online lainnya, dia memiliki visi dan cita-cita untuk memberdayakan masyarakat yang tersebar di daerah rural di Indonesia untuk berdaya secara ekonomi melalui transformasi kegiatan ekonomi tradisional menjadi digital. "Aplikasi kita itu membuat orang-orang enggak harus ke pasar. Kita kumpulkan kebutuhan mereka tadi dan order langsung ke Dagangan, dalam 24 jam kita antar.

ADVERTISEMENT

Jadi kita the only player di Indonesia yang bisa antar 24 jam. Kita membuat jaringan tadi supaya membuat infrastruktur baru di daerah atau desa (pedalaman)," ujarnya.

Lebih lanjut, sejak didirikan pada 2019 lalu hingga saat ini, aplikasi Dagangan sudah merangkul 3000 lebih desa terpencil di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan sebagian kecil di Sumatera. Tak hanya itu, manfaat aplikasi yang dibuatnya pun sudah dirasakan oleh 20 ribu lebih reseller.

Wilson Yanaprasetya, Pendiri aplikasi DaganganWilson Yanaprasetya, Pendiri aplikasi Dagangan Foto: Siti Fatimah/detikcom

Selain memberikan manfaat dari segi kegunaan aplikasi, Wilson juga membuka peluang usaha bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman. Karena menggunakan sistem digital, maka daerah-daerah pedesaan yang dijangkau pun dinilainya sudah memiliki akses teknologi komunikasi.

"Jadi sebetulnya kalo kita ngomongin pulau Jawa, blind spot itu pasti ada. Tapi ini yang kita tahu ini di Jawa sudah ter-cover 100 persen. Tinggal pilih providernya yang mana aja. Tapi kalo misalnya dari segi apakah mereka bisa memakai teknologi itu? Mereka bisa, orang-orang desa sudah maju, apalagi yang kita sasar itu pedagang, warung, atau ibu-ibu rumah tangga. Rata-rata mereka sudah punya smartphone tinggal kita ajarin aja mereka gimana pakainya (aplikasi)," jelas Wilson.

Jalannya untuk memajukan ekonomi di pedalaman tak semulus yang dikira, terkadang bentuk protes dari sesama warung atau grosir yang ada di suatu desa pun sempat ia terima. "(Sempet diprotes warung?) Oh itu pasti ada, feedback ke kita, juga bagaimana caranya kita bisa improve setiap hari dari customer kita. Kita mungkin goal-nya beda. Kita pengen menjadi infrastruktur di desa tadi," tuturnya.

Ke depan, Wilson dan ketiga temannya akan tetap mengembangkan aplikasi Dagangan ke desa yang lebih dalam dengan besar harapan pertumbuhan ekonomi akan berkembang. "Jadi bukan masalah ekspansi ke mana tapi bagaimana kita ke dalamnya. Valuenya dagangan itu ke desa, kita ingin memastikan semua single desa di satu daerah itu bisa akses aplikasi dan bisa memenuhi kebutuhan mereka," pungkasnya.




(afr/afr)