Premier League atau Liga Inggris, English Footbal League dan juga Women's Super League akan bersatu memboikot seluruh platform media sosial. Boikot akan dilangsungkan selama empat hari dengan tujuan melawan pelecehan dan diskriminasi yang kerap terjadi di medsos.
Dikutip detikINET dari BBC, boikot bakal dimulai pada 30 April. Lembaga induk Football Association dan lainnya juga akan terlibat mendukung aksi ini. Harapannya, perusahaan medsos tersentil dan akan membuat perubahan.
"Boikot ini menandakan kemarahan kolektif kami. Medsos saat ini sedihnya adalah media untuk pelecehan yang toxic. Dengan menghapus diri kami dari mereka, kami memberi tanda pada yang berwewenang. Kami perlu tindakan Anda. Kami perlu kalian membuat perubahan," kata Sanjay Bhandari, chairman Kick It Out.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami memerlukan agar perusahaan medsos menjadikan platform mereka lingkungan yang tidak ramah bagi para penghina ketimbang keluarga sepakbola," tambah dia.
Banyak pemain Liga Inggris memang jadi sasaran rasisme di media sosial seperti Facebook, Instagram dan Twitter. Sejauh ini, tindakan perusahaan medsos tersebut dalam menanggulanginya dinilai belum cukup.
"Pemain banyak mendapatkan pelecehan dan kita perlu melawannya. Boikot ini adalah hal yang bagus untuk melakukan itu. Bagus kita bersama-sama soal ini," kata striker klub Brighton, Neal Maupay yang belakangan banyak diejek di medsos.
Beberapa waktu lalu, legenda Arsenal dan timnas Prancis Thierry Henry menghapus seluruh akun media sosialnya sebagai tanda protes. Sedangkan Liverpool menyebutkan pelecehan di medsos harus dihentikan menyusul hinaan pada Sadio Mane, Trent Arnold dan Naby Keita.
"Sepakbola Inggris takkan menoleransi diskriminasi dalam bentuk apapun. Kami memanggil organisasi dan indivdidu untuk bergabung bersama kami dalam boikot media sosial temporer ini untuk menunjukkan solidaritas dan menyatukan pesan," kata Edleen John, direktur kesetaraan FA.
(fyk/rns)