Kehadiran platform digital yang dikelola lewat smartphone membawa banyak peluang usaha untuk semua orang, termasuk bagi difabel. Hal itu juga yang dirasakan Daniel Djap Nen Kiong (45), laki-laki asal Singkawang, Kalimantan Barat.
Ia bercerita telah memanfaatkan aplikasi Mitra Tokopedia yang dikelola lewat smartphone untuk menjual berbagai produk digital, seperti pulsa, paket data, hingga berbagai jenis pembayaran tagihan. Sebenarnya ia mengaku sudah lama berjualan pulsa lalu mulai mencoba aplikasi lain sebelum memakai Mitra Tokopedia.
Namun, ia merasa tidak cocok dengan aplikasi tersebut karena menurutnya lebih sulit dikelola. Barulah pada awal tahun 2019, ia melihat aplikasi Mitra Tokopedia di media sosial dan tertarik untuk menggunakannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau pertama tertarik, dia di media sosial, lihat produk-produknya murah. Terus kalau kita pertama kali menggunakan aplikasi itu lumayan ada cashback yang besar, jadi lumayan tertarik," ujarnya kepada detikcom baru-baru ini.
"Terus setelah pakai, aplikasi (digunakannya) gampang, daftarnya gampang, banyak cashback-nya. Dihitung-hitung kalau pakai aplikasi lain, ini lebih menguntungkan, lebih mudah, dan lebih aman," imbuhnya.
Menurutnya, produk digital yang paling laku ialah pulsa dan paket data. Sementara nilai transaksi yang lumayan besar ialah untuk pembayaran tagihan seperti BPJS Kesehatan atau bayaran, meskipun produk digital ini biasanya hanya laku di tanggal-tanggal tertentu saja.
"Yang paling laku, jumlah transaksi pulsa dan paket data. Kalau tagihan biasanya nilai tagihannya besar, tapi kan itu sebulan sekali. Kalau yang pulsa dan paket data sebulan (orang) bisa (beli) berkali-kali," ujarnya.
Ia yang tuna daksa juga berjualan produk digital cukup dari rumah. Adapun pelanggannya merupakan tetangga yang kemudian menyebar dari mulut ke mulut. Pelanggan yang akan membeli produk digital ke Daniel biasanya bisa datang ke rumah atau cukup lewat WhatsApp.
"Aplikasi (Mitra Tokopedia) produk digitalnya lebih beragam, ada BPJS, bayar tagihan yang lain, awal-awal bisa meningkat 2-3 kali," ujarnya.
"(Mereka mau beli pulsa) lewat WA, kadang malam juga ada yang bayar tagihan, kadang jam 11. Kalau yang datang langsung (biasanya sekalian) bayar, kadang yang lewat WA itu bayarnya belakangan. Iya sering (nerima pelanggan malam-malam. Soalnya di warung-warung udah tutup, mau nggak mau mereka ke sini," jelasnya.
Inovasi Menghadapi Pandemi dan Harapan ke Depannya
Lebih lanjut Daniel bercerita awal pandemi cukup membawa berkah baginya. Sebab pulsa dan paket data semakin laku karena adanya kebijakan sosial yang membuat aktivitas masyarakat lebih banyak dilakukan di rumah.
Namun, seiring berjalannya waktu dengan adanya berbagai bantuan dan subsidi pulsa hingga token listrik untuk masyarakat, nilai penjualannya menurun. Ia mengantisipasinya dengan menurunkan harga produk digitalnya dan mulai menjual produk lain, yaitu masker.
"Kadang kita kasih harga sedikit lebih murah, ada sampingan jualan masker gitu. Soalnya kan banyak terpengaruh juga, yang bayar tagihan listrik 150 watt jadi gratis, pelanggan yang bayar tagihan jadi berkurang. Kan juga ada yang (tagihan) BPJS digratiskan, jadi berkurang," ujarnya.
"Lumayan laku (maskernya), soalnya ambil juga dari Tokopedia ada cashback dan gratis ongkir. Jadi saya memanfaatkan promonya, dijual lebih murah, tapi tetap ada untungnya. Dibanding yang di sini kan menjual lebih murah, tapi tetap ada untungnya. Cuma jual di Singkawang," imbuhnya.
Ia juga mengatakan ke depan ingin menjajal menjual produk lain, seperti sembako, yang bisa dikelolanya cukup dari rumah. Ia juga berharap aplikasi Mitra Tokopedia terus dikembangkan.
"Ada misalnya dia belum bisa bayar tagihan yang tertunda dua bulan, hanya yang satu bulan. Yang diharapkan ada itu (fitur) tempo, misalnya kita bisa pakai dulu, bayarnya belakangan, kaya kredit gitu. Soalnya saya kan difabel gitu, kalau saldo abis, sulit ke bank, kadang minta bantuan ke orang ke bank. Kalau ada Tempo, bagus itu," ujarnya.
(prf/fay)