3 Cara Melindungi Anak di Internet
Hide Ads

3 Cara Melindungi Anak di Internet

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 09 Feb 2021 20:39 WIB
Asian  student girl video conference e-learning with teacher on computer in living room at home. E-learning ,online ,education and internet social distancing protect from COVID-19 virus.
3 Hal Harus Dilakukan untuk Lindungi Anak di Internet. Foto: iStock
Jakarta -

Mengasuh anak di masa pandemi terasa lebih menantang. Selain harus mengajarkan berbagai kebiasaan terkait dengan kesehatan, para orang tua juga berusaha keras melindungi anak dari dampak buruk internet.

Mengingat banyak hal dalam kehidupan sehari-hari kita sekarang ini dilakukan secara online, para orang tua juga perlu mengajarkan beberapa kebiasaan lain agar anak-anak tetap aman di dunia maya.

"Keamanan digital keluarga selalu menjadi kekhawatiran orang tua, dan saat ini hal tersebut semakin penting untuk diperhatikan setelah sekolah online menjadi cara belajar-mengajar yang utama," kata Lucian Teo, Global Lead, Online Safety Education, Google dalam webinar yang berlangsung Selasa (9/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Google

Sebagai ayah dari tiga anak yang menggunakan internet dengan cara bermacam-macam, Lucian sangat paham bahwa menanamkan kebiasaan yang aman tidaklah mudah.

Karenanya, di Hari Internet Aman Sedunia ini, Lucian membagikan beberapa tips untuk mengatasi tiga kekhawatiran terbesar orang tua mengenai keamanan anak di dunia maya.

ADVERTISEMENT

1. Lindungi identitas digital mereka

Privasi dan keamanan informasi anak-anak adalah kekhawatiran terbesar orang tua. Mereka mengaku cemas dengan risiko penipuan atau peretasan terhadap akun anak. Berikut beberapa cara mudah untuk melindungi informasi anak:

  • Ajari anak cara untuk membuat sandi yang kuat dan tidak mudah ditebak. Hindari sandi sederhana yang menggunakan nama, tanggal lahir, atau bahkan karakter kartun favorit
  • Sebaiknya selalu gunakan platform yang sudah punya reputasi baik terkait keamanan pengguna. Misalnya, kalau menggunakan layanan email seperti Gmail, pengguna akan otomatis mendapatkan filter pengaman yang dapat mendeteksi email phising dan mencegah 99,9% serangan phising bahkan sebelum sampai ke inbox email.

2. Ketahui dengan siapa yang mereka bicara

Isolasi sosial adalah konsekuensi yang sulit dari pandemi COVID-19. Anak-anak harus berbicara dengan teman mereka secara online, baik melalui chat teks maupun menggunakan chat suara seperti saat bermain game.

Orang tua harus sadar bahwa saluran komunikasi ini juga bisa dimanfaatkan orang tak dikenal yang berniat buruk untuk menghubungi anak-anak kita. Seperti di dunia nyata, kita harus tahu dengan siapa mereka bicara di internet.

  • Coba ajak bicara anak tentang game yang dia mainkan atau video yang dia tonton, serta orang-orang yang dia temui di sana. Ingatkan anak untuk langsung memberi tahu saat dia menemui situasi online yang membuat tidak nyaman
  • Saat menilai apakah sebuah game cocok untuk, penting untuk memeriksa tidak hanya kontennya, tetapi juga apakah game itu memungkinkan komunikasi online dengan orang lain. Beberapa game multiplayer hanya menyediakan sedikit opsi interaksi sosial, seperti sekadar memberikan like dan bukan chat tertulis. Ini cukup banyak mengurangi risiko terjadinya interaksi sosial yang tidak diinginkan.

3. Tunjukkan konten yang sesuai dengan usianya

Ketakutan jika anak menemui konten yang tidak pantas sudah lama menjadi salah satu kekhawatiran terbesar orang tua. Karenanya, manfaatkan fitur-fitur keamanan keluarga untuk membantu melindungi anak dari konten yang mungkin tidak sesuai dengan usianya. Berikut beberapa fitur yang dapat digunakan:

  • SafeSearch di Google dapat membantu memfilter konten eksplisit di hasil penelusuran Google untuk semua jenis penelusuran, termasuk gambar, video, dan situs. Fitur ini didesain untuk memblokir hasil penelusuran yang tidak pantas dari hasil penelusuran Google, misalnya pornografi
  • Kelola perangkat anak dengan membuat akun Google untuknya dan menggunakan Family Link. Ini memungkinkan Anda menambahkan filter pada Google Search, memblokir situs, hanya memberikan akses kepada orang yang diizinkan, atau melacak lokasi anak apabila dia memiliki perangkat sendiri
  • Tersedia banyak kontrol orang tua di YouTube Kids. Orang tua dapat membatasi waktu penggunaan, hanya menampilkan video yang disetujui, atau memilih konten yang sesuai dengan usia anak.

"Masih ada tips-tips lain yang sudah teruji, misalnya hanya mengizinkan anak untuk menggunakan internet di area umum di rumah seperti ruang keluarga. Namun, yang lebih penting dari itu: Anda harus bisa memberikan contoh yang benar," kata Lucian.

Ditambahkannya, pada akhirnya hal terpenting dalam mengasuh anak adalah hubungan yang orang tua bangun dengan mereka. Seperti di dunia nyata, mereka pun membutuhkan pendampingan orang tua di internet.




(rns/fay)