Di awal kemunculannya, LeEco berambisi menyaingi iPhone. Namun apa daya, vendor smartphone asal China ini malah bangkrut. Pendiri LeEco harus berurusan dengan hukum untuk mempertanggungjawabkan utang perusahaan yang menggunung.
Kisah pendiri LeEco yang bangkrut dan menjadi buron ini sempat ramai dan menyita perhatian publik di industri smartphone pada tahun 2017. Pendiri dan CEO LeEco Jia Yueting, saat itu dipanggil oleh China Securities Regulatory Commission (CSRC) untuk memenuhi kewajibannya.
Dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Sabtu (30/1/2021) LeEco didirikan Jia pada 2011 dan sangat agresif berbisnis. Mereka membuat mobil listrik, sepeda, ponsel, video streaming dan masih ada yang lainnya. Tapi pada tahun 2016, LeEco mulai terengah-engah karena kehabisan uang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jia masuk daftar blacklist pengadilan China karena dianggap tak mampu bayar utang. Ia mengundurkan diri dari jabatan CEO pada Mei 2017, tapi masih menempati posisi Chairman. Kepada para pemegang saham, dia mengakui LeEco mengalami masalah keuangan lebih buruk dari yang diperkirakan.
Karena masalah ini, LeEco yang sebelumnya dikenal sebagai Netflix-nya China dikejar-kejar pemerintah China karena utang perusahaannya menggunung. Ia pindah ke Amerika Serikat dan menjadi buron. Jia berkilah harus tinggal di AS untuk mengurus Faraday & Future, startup miliknya yang mengembangkan mobil listrik.
Nasib malangnya belum berhenti. Pada 2019, Jia mengajukan kebangkrutan Chapter 11 di AS. Jia menyebut sudah membayar utang senilai USD 3 miliar, namun masih tersisa USD 2 miliar.
Kebangkrutan Chapter 11 artinya aset dan saham Jia diatur untuk membayar utangnya. Akan tetapi, Jia saat itu masih optimistis dapat bangkit. Dia bahkan berencana kembali ke China untuk mengembangkan Faraday & Future.
"Kebangkrutan Jia tidak akan berdampak pada operasi bisnis normal Faraday Future," klaim perusahaan yang dikutip detikINET dari South China Morning Post.
Jia memegang sekitar 33% saham Faraday & Future. Di perusahaan yang ini pun dia memutuskan telah lengser dari posisi CEO, namun tetap menjabat sebagai Chief Product and User Officer.
(rns/fay)