Sering Mati Listrik, Iran Salahkan Bitcoin
Hide Ads

Sering Mati Listrik, Iran Salahkan Bitcoin

Fino Yurio Kristo - detikInet
Rabu, 27 Jan 2021 15:14 WIB
Bitcoin Melambung Di Atas 20 Ribu Dolar, Bakal Jadi Incaran Investor Awam?
Ilustrasi bitcoin. Foto: DW (News)
Teheran -

Ibu kota Iran, Teheran, dan beberapa kota besar lain belakangan sering mati listrik yang berdampak pada jutaan warga, menghambat aktivitas mereka. Hal itu menambah masalah di sana di tengah pandemi Corona belum juga mereda. Nah untuk meredakan frustrasi warga, bitcoin disebut sebagai penyebab mati listrik tersebut.

Pemerintah Iran melancarkan razia pada penambangan bitcoin, yang memang membutuhkan banyak sumber daya listrik untuk menghidupkan sistem komputer dan pendinginnya. Sekitar 1.600 tempat penambangan bitcoin ditutup, termasuk yang sudah berizin.

Bitcoin jadi populer di Iran semenjak sanksi ekonomi diberlakukan oleh Amerika Serikat. Transaksi online anonim bisa dilakukan warga dengan lebih leluasa mata uang digital ketimbang cara konvensional, selain bitcoin bisa pula sebagai investasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Orang Iran memahami manfaaat jaringan tanpa batas itu lebih baik dari yang lain, karena kami tidak bisa mengakses jaringan pembayaran global apapun. Maka, bitcoin tenar di sini," cetus Ziya Sadr, pakar bitcoin di Iran.

Seperti dikutip detikINET dari Associated Press, Rabu (27/1/2021), tarif listrik juga disubsidi di Iran sehingga makin banyak yang menambang bitcoin. Di pinggiran Teheran dan kota lain, banyak rumah dengan berderet komputer untuk menambang mata uang digital itu yang juga menarik investasi asing, misalnya dari China.

ADVERTISEMENT

Pemerintah Iran sebelumnya terkesan memberi dukungan pada perkembangan bitcoin dengan memberi izin 24 pemrosesan bitcoin yang mengkonsumsi 300 megawatt daya listrik sehari. Impor komputer untuk menambang pun diperbolehkan.

Kini dengan razia itu, beberapa pihak menilai penambangan bitcoin hanya menjadi kambing hitam listrik sering mati di Iran, bukan penyebab sebenarnya melainkan buruknya manajemen energi. "Langkah ini merusak negara," cetus Omid Alavi, seorang konsultan cryptocurrency.




(fyk/fay)