Bitcoin pertama ditambang pada 3 Januari 2009. Kini 12 tahun berselang, cryptocurrency atau mata uang digital ini semakin banyak peminatnya, bahkan menembus rekor harga tertinggi.
Pada tahun 2020, nilai bitcoin sudah meningkat pesat. Terbaru, harganya sudah tembus USD 30 ribu atau Rp 416 juta untuk pertama kalinya, kurang dari 3 minggu setelah diperdagangkan di angka USD 20 ribu.
Bahkan dikutip detikINET dari BBC, Senin (4/1/2021) nilai tertinggi sudah dicetak pada angka USD 34 ribu atau di kisaran Rp 471 juta. Selain Bitcoin, cryptocurrency lain juga turut mengalami kenaikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ethereum, mata uang digital nomor dua setelah Bitcoin, naik 465% di 2020. Kemudian terbaru ada aset kripto Dogecoin yang meningkat drastis dalam kurun waktu setahun terakhir. Apabila dihitung selama 3 hari terakhir saja, kenaikan harganya mencapai 150%.
Kenaikan Bitcoin secara drastis pernah terjadi di 2017 sampai lebih dari USD 19 ribu. Tapi kali ini kondisinya berbeda karena beberapa institusi finansial turut tertarik menjadikan Bitcoin sebagai aset, bahkan suporternya menilai bisa jadi alternatif emas.
Kenaikan Bitcoin diprediksi belum akan berhenti. "Kami melihat ada masa depan sangat cemerlang bagi semua pemegang Bitcoin," kata Paolo Ardoino, CTO Bitfinex
Dengan mata uang dolar AS menurun cukup tajam, mungkin makin banyak yang berpaling ke Bitcoin. Namun demikian, tetap ada kekhawatiran nilai Bitcoin tetap tidak stabil seperti di masa silam meski makin banyak pendukungnya.
"Harga Bitcoin benar-benar dimanipulasi oleh beberapa orang, beberapa sosok besar. Ia tak punya valuasi fundamental. Kita sudah dekat pada titik di mana bubble ini akan meledak," kata profesor ekonomi Nouriel Roubini.
Saat ini, ada sekitar 18 juta Bitcoin eksis. Penciptanya adalah sosok misterius bernama Satoshi Nakamoto yang sampai saat ini belum diketahui identitas aslinya.
(fyk/fay)