Menjadi seorang penulis mungkin identik dengan menulis buku atau novel. Tapi menurut Raditya Dika, di era digital seperti sekarang skill menulis bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan karier yang lebih luas.
Menurut penulis dan kreator serba bisa ini, era digital berhasil mendemokratisasi pekerjaan. Jadi siapa pun bisa menjadi apa yang mereka inginkan asal memiliki skill yang spesifik.
"Misalnya skill gue menulis bukan berarti gue cuma bisa nulis," kata pria yang biasa disapa Radit ini saat mengisi d'Youthizen Virtual Class hari pertama, Rabu (9/12/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau skill gue nulis, maka gue bisa bikin skrip YouTube yang renyah dan bisa dimengerti. Kalau skill gue menulis, gue bisa bikin stand up comedy karena gue ngerti bikin alur yang elegan," sambungnya.
Tapi di era digital ini, skill saja tidak cukup untuk membuat orang tertarik membaca atau menonton karya kalian. Menurut Radit tantangan utama demokratisasi seperti ini adalah bagaimana membuat menjadi penulis yang unik dan berbeda dengan yang lain.
Untuk menciptakan karya yang unik, Radit mengatakan ada beberapa teknik yang bisa dilakukan seperti mengembangkan atau mengurangi konten yang ada.
"Atau bisa kita membagi semua bagian itu terus kita ambil satu persatu untuk merakit sebuah hal yang baru. Yang paling gampang, ketika awal karier gue, cara gue membedakan diri dari penulis lain adalah judul buku gue yang paling culun di antara yang lain," jelas Radit.
Radit juga menyarankan agar penulis pemula lebih banyak membaca dan mencari referensi agar bisa membuat karya yang unik dan khas. Penulis novel Kambing Jantan ini sendiri tertarik menjadi penulis setelah mengembangkan hobi membaca.
Era digital seperti ini juga memberikan banyak ruang bagi penulis untuk memajang karyanya, misalnya lewat blog, Wattpad atau media sosial. Kalau bingung mencari platform yang tepat sesuai dengan karya kalian, Radit punya satu tips yang penting.
"Balik lagi ke lu mau bikin apa. Kita mau bikin apa nah itu kita cari platform yang cocok. Mau bikin novel ya bisa di Wattpad, bisa di blog, bersambung gitu misalnya," jelas ayah dua anak ini.
"Mau bikin skrip film gitu misalnya, bisa di YouTube. Nanti lu syutingnya di situ, lu taruh sebagai tempat mempertontonkan skill menulis sebelum akhirnya dipanggil sama yang lebih profesional. Jadi ya tergantung kita mau bikin apa dulu karena setiap format punya platform-nya sendiri," pungkasnya.
d'Youthizen Virtual Class disponsori oleh vivo V20 | V20 SE. Smartphone dengan 44MP Eye Autofocus, 64MP Night Camera dan 33W Flash Charge. Kini vivo V20 | V20 SE dapat dibeli melalui layanan Whatsapp atau delivery service dari vivo Indonesia. Dan dapatkan juga promo menarik hanya di Toko Resmi vivo Indonesia melalui platform e-commerce. Cek info lebih lanjutnya di vivo.com/id sekarang.
(vmp/fay)