Seorang profesor asal China yang dituduh mencuri rahasia dagang untuk Huawei Technologies Co memohon keringanan hukuman. Dia akan diizinkan pulang ke China setelah dijatuhi dakwaan sekitar akhir bulan ini.
Bo Mao, seorang profesor ilmu komputer di Xiamen University China sekaligus profesor tamu di University of Texas, AS, akhirnya dinyatakan bersalah atas tuduhan membuat pernyataan palsu. Jaksa federal di Brooklyn, New York, setuju untuk mengabaikan tuduhan lebih serius terhadap Bao terkait konspirasi dan pencurian rahasia dagang.
Baca juga: Pendiri Huawei: Politisi AS Ingin Bunuh Kami |
Kasus Mao adalah isu terbaru yang melibatkan ilmuwan China yang awalnya dituduh sebagai mata-mata atau pencuri data rahasia di AS, tetapi kemudian diizinkan untuk mengajukan dakwaan yang lebih ringan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
AS membuat kesepakatan serupa dengan seorang profesor China yang bekerja di Ohio State University dan seorang peneliti China yang disponsori Harvard University. Keduanya semula dituduh mencoba menyelundupkan botol berisi sel kanker ke China.
Dalam kasus Mao, Hakim Distrik AS Pamela Chen menjadwalkan sidang hukuman pada 14 Desember. Berdasarkan ketentuan perjanjian yang diumumkan Jumat (4/12), Mao akan dijatuhi hukuman selama ia menjalani tahanan setelah penangkapannya pada 2019.
Dikutip dari Bloomberg, kasus Mao adalah salah satu dari serangkaian kasus yang dihubungkan dengan Huawei di bawah pemerintahan Donald Trump. Huawei digambarkan sebagai raksasa telekomunikasi asal China yang mengancam keamanan nasional. Pada kasus Mao sendiri, dia dituduh mencuri chip komputer atas suruhan Huawei saat melakukan penelitian akademis pada 2016.
(rns/afr)