Trump Salah Tweet Maradona Meninggal Jadi Madonna, Ini Faktanya
Hide Ads

Trump Salah Tweet Maradona Meninggal Jadi Madonna, Ini Faktanya

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 27 Nov 2020 09:58 WIB
Donald Trump salah tweet
Foto: Screenshot
Jakarta -

Pesepakbola Diego Maradona meninggal dan dunia berduka. Lalu beredar tangkapan layar di medsos, bahwa Presiden AS Donald Trump mengucapkan belasungkawa, tapi kok keliru dengan Madonna. Ini faktanya.

Beredar di media sosial (medsos) hingga menyebar ke layanan pesan instan, sebuah tangkapan layar yang menampilkan bahwa Trump justru sedih karena kehilangan sosok musisi hebat Madonna, padahal yang meninggal itu Maradona.

"Very sad to hear about the death of Maradona. A great person. Her music was wonderful. I remember listening to her albums in the early 1980's. Rest In Peace!," cuit Trump.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Saat ditelusuri ke akun Twitter @realDonaldTrump, malah tak ada tweet ucapan duka cita dari Presiden AS yang ke-45 itu.

Sebagaimana dilansir dari Reuters, Jumat (27/11/2020) rupanya cuitan belasungkawa yang salah alamat dari Trump ke Madonna itu adalah hoax. Menurut Politwopps, sebuah proyek ProPublica yang mengarsipkan tweet dari politisi yang dihapus, tidak ada tweet semacam itu.

Dunia permedsosan sendiri digemparkan dengan banyaknya netizen yang salah menyangka bahwa yang meninggal adalah Maradona, bukan musisi Madonna.

Kemarin, seperti dikutip detikINET dari New Zealand Herald, nama Madonna bahkan sempat trending di Twitter beberapa saat setelah Maradona dikabarkan meninggal dunia. Ada yang mengucapkan duka cita terhadap Madonna, padahal sang penyanyi dalam keadaan sehat.

Beberapa user Twitter kemudian berusaha menyadarkan bahwa bukan Madonna yang wafat melainkan Maradona. "Madonna tidak meninggal dunia, tapi mantan pesepakbola Argentina, Diego Armando Maradona."

Seperti diberitakan, Maradona meninggal dunia karena henti jantung. Kematian sang superstar sepakbola ditangisi oleh begitu banyak penggemarnya di seluruh dunia. Leganda lapangan hijau itu pun disemayamkan di istana kepresidenan, Buenos Aires, Argentina, selama tiga hari. Selama itu pula, Argentina menjadikannya sebagai hari berkabung.




(agt/fay)