Media sosial (medsos) hadir sebagai sarana bersosialisasi satu sama lain secara online, begitu juga untuk media mengekspresikan para penggunanya. Tentunya aktivitas di medsos tidak bebas juga, karena penyedia layanan ini punya aturan tersendiri yang harus dipatuhi.
Begitu juga dengan Twitter. Perusahaan asal Amerika Serikat itu punya aturan main sendiri. Kebijakan tersebut didasari untuk melindungi penggunanya agar aman dan nyaman menggunakan Twitter.
Terlebih belakangan ini, seiring makin banyak yang pengguna internet yang memanfaatkan layanan digital, seperti medsos, banyak informasi atau konten mengandung hoax, ujaran kebencian, penipuan, radikalisme, pornografi, hingga SARA.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi, jika kalian mencuit yang dinilai melanggar aturan Twitter, maka pemilik platform tak segan-segan untuk menghapusnya. Ada yang namanya Peraturan Twitter dan pengguna perlu membaca dan mengetahuinya, sebelum menuduh ada pihak-pihak tertentu yang meminta cuitan dihapus.
"Peraturan kami diciptakan untuk menjaga pengguna tetap aman di Twitter, dan terus diperbarui secara berkala untuk mencerminkan realita di kehidupan nyata. Fokus utama kami adalah menangani risiko bahaya yang dapat terjadi di kehidupan nyata, dan penelitian* menunjukkan bagaimana bahasa yang tidak manusiawi dapat meningkatkan risiko tersebut," tulis Twitter seperti di dalam blognya berkaitan Memperbarui peraturan Twitter tentang perilaku kebencian.
Twitter sendiri terus memperbaiki kebijakan perusahaannya yang relevan dengan kebutuhan para pengguna layanannya. Bila ada peraturan terbaru, media sosial berlogo burung ini menyampaikan melalui akun miliknya.
Salah satu peraturan yang dikenakan kepada akun FPI adalah terkait gambar profil dan header profil. Ada gambar-gambar tertentu yang tidak boleh dijadikan profil dan header. Twitter juga menginfokan agar penggunanya hati-hati terhadap aplikasi pihak ketiga yang dipakai pengguna untuk mencuit.
(agt/fay)