.webp)
Helm pendeteksi suhu tubuh diciptakan di Rumah Sakit Islam (RSI) Banjarnegara. Dengan helm ini, suhu tubuh sudah bisa terdeteksi dari jauh.
Helm yang diberi nama Gatotkaca Thermal ini diperuntukkan sebagai pengganti thermo gun. Sehingga, bisa meminimalisir kontak langsung dengan orang lain.
"Kalau selama ini detektor suhu ini kan langsung. Tetapi helm ini bisa mendeteksi jarak jauh sekitar 7 meter sampai 10 meter sudah bisa mendeteksi suhu tubuh seseorang," kata Direktur RSI Banjarnegara dr Agus Ujianto saat launching helm Gatotkaca Thermal, Kamis (3/9/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain bisa mendeteksi jarak jauh, helm ini juga bisa mendeteksi lebih dari satu orang secara bersamaan. Sehingga bisa mendeteksi dengan cepat orang yang tengah berkerumun.
"Jadi tidak hanya 1 orang, helm ini bisa mendeteksi orang banyak. Termasuk bisa mendeteksi objek kecelakaan. Apakah orang ini masih hidup atau tidak. Karena sekarang sedang musim COVID-19, dengan jarak itu bisa mengurangi kontak langsung dengan pasien," ujarnya.
 Helm Gatotkaca Thermal menggunakan sensor dan kamera thermal. Foto: Uje Hartono/detikINET |
Untuk cara kerjanya, helm Gatotkaca Thermal ini bekerja dengan menggunakan sensor dan kamera thermal. Selanjutnya data dikirimkan ke micro prosesor untuk ditampilkan di layar display.
"Sebenarnya alat semacam ini sudah ada dan diproduksi China, namun harganya paling murah Rp 90 jutaan. Kalau helm ini total anggaran Rp 20 juta dengan waktu pembuatan 1 bulan. Awalnya, ide ini muncul saat berdiskusi bersama Kapolres Banjarnegara karena ada kekhawatiran terkait COVID-19 pada petugas sehingga perlu ada alat khusus," katanya.
 Direktur RSI Banjarnegara dr Agus Ujianto menjelaskan Gatotkaca Thermal Foto: Uje Hartono/detikINET |
Agus menuturkan, helm ini akan dikembangkan lagi. Tidak hanya mendeteksi suhu tubuh tetapi untuk mendeteksi hal lainnya. Seperti denyut nadi dan yang lain.
"Ini masih akan terus dikembangkan dan nantinya akan diproduksi dengan jumlah massal. Sehingga bisa membantu di berbagai tempat layanan publik," tuturnya.
(afr/afr)
