Pemerintah Amerika Serikat dipastikan akan melarang TikTok dan aplikasi messaging WeChat dalam waktu 45 hari, kecuali mereka dijual oleh induknya. China jelas tidak senang dengan perkembangan terbaru itu dan menyebutnya sebagai kegilaan.
Presiden Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif tersebut karena menganggap aplikasi bersangkutan tidak terpercaya dan harus dibersihkan dari jagat digital AS. Mereka dituding menyalahgunakan data warga AS.
TikTok yang dimiliki ByteDance bisa selamat karena sedang dalam diskusi untuk memuluskan aksi akuisisi oleh Microsoft. Sedangkan WeChat milik Tencent belum diketahui apakah juga akan dijual agar tetap dapat beroperasi di Negeri Paman Sam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: TikTok Buka Data Center Pertama di Eropa |
"Ini merupakan perpecahan dunia digital antara AS dan China. Tentunya China akan membalas," cetus James Lewis, pengamat dari Center for Strategic and International Studies. Apalagi sebelum TikTok dan WeChat, Huawei juga telah mendapatkan sanksi dari AS.
Ketidaksenangan China tampak dari editorial terbaru Global Times, media yang mereka sokong. Mereka mengecam Trump dan juga Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Mereka juga menyebut AS akan rugi sendiri dengan mencekal layanan internet Chia.
"Pemerintah Trump telah gagal melawan wabah (Corona). Karenanya, Departemen Luar Negeri yang dipimpin Pompeo berperan agar ia terpilih kembali. Pompeo menyatakan anti China setiap hari untuk meningkatkan konflik antara China dan AS," tulis Global Times.
"Aplikasi China pasarnya jauh lebih besar dari AS dan akan terus melebar. Dalam perspektif jangka panjang, luar biasa bahwa industri informasi AS bisa benar-benar terputus dari pasar China. Perusahaan AS juga akan berat jika chip dan software mereka tak relevan lagi di pasar China," tambahnya.
"Pompeo dan orang-orang sepertinya adalah orang gila di abad 21 yang ingin mentransformasi pikiran orang dan membalik perkembangan dunia. Mereka tidak akan pernah mengizinkan kebangkitan China secara damai. Mereka lebih ingin menekan perkembangan China dengan ongkos perdamaian global," lanjut Global Times. Masalah TikTok dilarang AS pun tampaknya bakal melebar ke mana-mana.
(fyk/fay)