Rusia Akhirnya Cabut Blokir Telegram, Kenapa?
Hide Ads

Rusia Akhirnya Cabut Blokir Telegram, Kenapa?

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 19 Jun 2020 13:15 WIB
LONDON, ENGLAND - MAY 25:  A close-up view of the Telegram messaging app is seen on a smart phone on May 25, 2017 in London, England. Telegram, an encrypted messaging app, has been used as a secure communications tool by Islamic State. (Photo by Carl Court/Getty Images)
Rusia Cabut Blokir Telegram karena Tidak Efektif Foto: Carl Court/Getty Images
Jakarta -

Setelah dua tahun diblokir, Rusia mencabut larangan penggunaan Telegram di negaranya. Pencabutan ini dilakukan karena pemblokiran tersebut tidak efektif dalam menekan penggunaan Telegram di Rusia.

Dalam postingan di situs resminya, badan pemerintah Rusia yang mengawasi telekomunikasi, Roskomnadzor, mengatakan pencabutan blokir ini dilakukan setelah pengadilan mencapai kesepakatan dengan pendiri Telegram Pavel Durov untuk membantu upaya melawan terorisme.

"Roskomnadzor mencabut permintaannya untuk membatasi akses terhadap aplikasi messenger Telegram dalam perjanjian dengan kantor kejaksaan umum Rusia," kata Roskomnadzor dalam keterangan resminya, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (19/6/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengadilan Rusia pertama kali memblokir Telegram pada April 2018 setelah aplikasi berkirim pesan ini menolak untuk membagikan kunci enkripsinya dan memberi akses kepada data pengguna dengan Roskomnadzor.

Petinggi Rusia menuduh Telegram digunakan sebagai alat komunikasi oleh kelompok ekstremis. Aplikasi besutan Pavel Durov, entrepreneur asal Rusia, ini menolak membagikan kunci enkripsi karena tidak ingin melanggar privasi pengguna dan tidak akan membantu menjaring teroris.

ADVERTISEMENT

Setelah perusahaan penyedia internet (ISP) diperintahkan untuk memblokir Telegram pada April 2018, aplikasi itu sempat menghilang. Tapi beberapa jam kemudian kembali online dan terus digunakan penggunanya.

Pemerintah Rusia bahkan memerintahkan ISP untuk memblokir 15,8 juta alamat IP yang ada di platform cloud Google dan Amazon. Negara Eropa Timur ini juga memblokir layanan VPN yang digunakan Telegram untuk menyembunyikan traffic.

Walau sudah mengerahkan segala cara untuk menekan penggunaan Telegram, aplikasi ini tetap populer di Rusia. Bahkan beberapa departemen pemerintah Rusia menggunakan Telegram untuk membagikan informasi seputar virus Corona.




(vmp/vmp)