Tingkat akurasi dan kerincian dalam tiap proses analisis juga meningkat, seperti pengukuran rasio gender dan umur, tingkat viabilitas tiap-tiap populasi.
Teknologi AWS mendukung mereka dalam memantau kondisi setiap satwa secara akurat dan cepat, apakah mereka sedang hamil, sakit, atau mengalami luka yang membutuhkan perawatan segera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Teknologi machine learning yang diadopsi oleh WWF Indonesia punya peran yang berarti, terutama dalam meningkatkan akurasi dan pemanfaatan data populasi orangutan. Teknologi ini sangat membantu, terlebih dengan jumlah ahli konservasi yang terbatas seperti situasi saat ini.
Dan yang terpenting, kegiatan survei yang dilakukan oleh WWF Indonesia jadi bisa menjangkau hingga ke teritori yang lebih luas dengan sumber daya yang lebih sedikit, mengurangi biaya operasional, sehingga biaya yang ada bisa disalurkan untuk pos-pos pembiayaan lain yang mendukung upaya konservasi biodiversitas di Indonesia.
WWF Indonesia berencana mengekslorasi lebih lanjut pemanfaatan layanan machine learning lainnya seperti Amazon Recognition, yakni layanan imaji dan gambar untuk mendukung peningkatan kecepatan dan akurasi pada proses identifikasi dan pelacakan populasi-populasi orangutan yang ada.
![]() |
"Mendukung pemberdayaan organisasi-organisasi nirlaba melalui pemanfaatan teknologi cloud dalam membangun dunia yang lebih baik merupakan salah satu prioritas yang menjadi misi AWS," ujar Regional Managing Director for Asia Pacific and Japan, Worldwide Public Sector, Amazon Web Services, Peter Moore.
"Kami merasa terhormat dapat mendukung akselerasi proses konservasi populasi orangutan yang dilakukan oleh WWF Indonesia. Ini sekaligus merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung misi mereka menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah di seluruh dunia melalui inovasi-inovasi yang mereka terapkan pada produk dan layanan yang dihadirkan oleh AWS," sambungnya.
Menurut WWF, populasi primata tingkat tinggi di Indonesia dan Malaysia saat ini terancam oleh aktivitas manusia yang telah menerobos ke habitat kehidupan mereka, seperti perburuan liar, perusakan habitat, serta perdagangan satwa liar yang dilindungi.
Khusus untuk orangutan, populasinya di Kalimantan saat ini berkurang hingga lebih dari 50% dalam kurun waktu 60 tahun terakhir. Habitat-habitat mereka juga mengalami penurunan jumlah hingga 55% dalam kurun waktu 20 tahun belakangan.
Orangutan sebagian besar tinggal di pepohonan dan hidup secara soliter. Ini menjadi tantangan bagi para pegiat konservasi untuk mencacah populasi orangutan yang masih tersisa secara akurat.
Simak Video "Video: Alam Jadi Insipirasi Yura Yunita dalam Berkarya"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)