Begini Cara Selamatkan Orangutan Pakai Machine Learning
Hide Ads

Begini Cara Selamatkan Orangutan Pakai Machine Learning

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 05 Jun 2020 18:13 WIB
WWF Indonesia
Begini Caranya Selamatkan Orangutan Pakai Machine Learning (Foto: naturepl.com/Anup Shah/WWF)
Jakarta -

Amazon Web Services, Inc. (AWS) berkolaborasi dengan World Wildlife Fund for Nature Indonesia (WWF Indonesia), meningkatkan upaya penyelamatan orangutan dari kepunahan lewat pemanfaatan teknologi machine learning.

Layanan machine learning dari AWS, mendukung WWF Indonesia dalam memantau hingga mengevaluasi ukuran dan tingkat kesehatan populasi orangutan yang tinggal di habitat asli mereka.

Dengan teknologi ini, kegiatan survei yang dilakukan WWF Indonesia bisa menjangkau hingga ke teritori yang lebih luas dengan sumber daya yang lebih sedikit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagai organisasi nirlaba, kami selalu berupaya menemukan solusi agar mampu bekerja lebih cerdas dan dapat mengoptimalkan sumber daya secara lebih efektif supaya setiap misi konservasi yang kami lakukan dapat terlaksana dengan lebih baik," kata Finance and Technology Director WWF Indonesia, Aria Nagasastra.

Dalam video conference dengan sejumlah media, Kamis (4/6), Aria menjelaskan bahwa penggunaan teknologi AWS seperti Amazon SageMaker dan Amazon Simple Storage Service (Amazon S3) dimanfaatkan timnya dalam membuat software yang dapat diakses para surveyor di lapangan, bahkan bagi mereka yang punya keahlian dan kapasitas terbatas.

ADVERTISEMENT
WWF IndonesiaSurvei yang dilakukan WWF Indonesia jadi bisa menjangkau hingga ke teritori yang lebih luas. Foto: WWF Indonesia

Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi satwa liar di habitat aslinya dengan tingkat akurasi tinggi. Penggunaan teknologi yang cermat dan tepat guna juga membantu ahli di bidang biologi dan konservasi dalam memantau perilaku satwa liar sepanjang waktu secara efektif dan juga efisien dari segi biaya.

"Karenanya, kami dapat mengalokasikan sumber daya yang ada secara lebih optimal untuk meningkatkan upaya pemantauan dan berinvestasi lebih untuk upaya-upaya konservasi," jelasnya.

WWF IndonesiaTeknologi AWS mendukung pemantauan kondisi setiap satwa secara akurat dan cepat. Foto: Fletcher & Baylis/WWF Indonesia

Memangkas Waktu dan Biaya

Dengan teknologi AWS, WWF Indonesia kini bisa mengumpulkan foto secara otomatis dari tiap-tiap smartphone maupun kamera-kamera yang diaktifkan oleh gerakan yang dipasang di setiap basecamp.

Foto-foto tersebut kemudian bisa diunggah ke Amazon S3 untuk keperluan analisis. Berbarengan dengan itu, penggunaan Amazon SageMaker mendukung data ilmiah dan pengembang untuk melakukan pengujian dan penggelaran beragam model machine learning secara cepat dan mudah dalam skala besar.

Dengan teknologi AWS, WWF Indonesia bisa memangkas waktu begitu signifikan untuk tiap-tiap proses analisis, dari yang sebelumnya memakan waktu hingga tiga hari, kini untuk menuntaskan proses tersebut hanya dibutuhkan waktu kurang dari sepuluh menit saja.

Tingkat akurasi dan kerincian dalam tiap proses analisis juga meningkat, seperti pengukuran rasio gender dan umur, tingkat viabilitas tiap-tiap populasi.

Teknologi AWS mendukung mereka dalam memantau kondisi setiap satwa secara akurat dan cepat, apakah mereka sedang hamil, sakit, atau mengalami luka yang membutuhkan perawatan segera.

Teknologi machine learning yang diadopsi oleh WWF Indonesia punya peran yang berarti, terutama dalam meningkatkan akurasi dan pemanfaatan data populasi orangutan. Teknologi ini sangat membantu, terlebih dengan jumlah ahli konservasi yang terbatas seperti situasi saat ini.

Dan yang terpenting, kegiatan survei yang dilakukan oleh WWF Indonesia jadi bisa menjangkau hingga ke teritori yang lebih luas dengan sumber daya yang lebih sedikit, mengurangi biaya operasional, sehingga biaya yang ada bisa disalurkan untuk pos-pos pembiayaan lain yang mendukung upaya konservasi biodiversitas di Indonesia.

WWF Indonesia berencana mengekslorasi lebih lanjut pemanfaatan layanan machine learning lainnya seperti Amazon Recognition, yakni layanan imaji dan gambar untuk mendukung peningkatan kecepatan dan akurasi pada proses identifikasi dan pelacakan populasi-populasi orangutan yang ada.

WWF Indonesia Populasi orangutan di Kalimantan berkurang hingga 50%. Foto: naturepl.com/Edwin Giesbers/WWF

"Mendukung pemberdayaan organisasi-organisasi nirlaba melalui pemanfaatan teknologi cloud dalam membangun dunia yang lebih baik merupakan salah satu prioritas yang menjadi misi AWS," ujar Regional Managing Director for Asia Pacific and Japan, Worldwide Public Sector, Amazon Web Services, Peter Moore.

"Kami merasa terhormat dapat mendukung akselerasi proses konservasi populasi orangutan yang dilakukan oleh WWF Indonesia. Ini sekaligus merupakan wujud komitmen kami dalam mendukung misi mereka menyelamatkan spesies-spesies yang terancam punah di seluruh dunia melalui inovasi-inovasi yang mereka terapkan pada produk dan layanan yang dihadirkan oleh AWS," sambungnya.

Menurut WWF, populasi primata tingkat tinggi di Indonesia dan Malaysia saat ini terancam oleh aktivitas manusia yang telah menerobos ke habitat kehidupan mereka, seperti perburuan liar, perusakan habitat, serta perdagangan satwa liar yang dilindungi.

Khusus untuk orangutan, populasinya di Kalimantan saat ini berkurang hingga lebih dari 50% dalam kurun waktu 60 tahun terakhir. Habitat-habitat mereka juga mengalami penurunan jumlah hingga 55% dalam kurun waktu 20 tahun belakangan.

Orangutan sebagian besar tinggal di pepohonan dan hidup secara soliter. Ini menjadi tantangan bagi para pegiat konservasi untuk mencacah populasi orangutan yang masih tersisa secara akurat.



Simak Video "Video: Alam Jadi Insipirasi Yura Yunita dalam Berkarya"
[Gambas:Video 20detik]