Bos Amazon Mengundurkan Diri untuk Bela Karyawan yang Dipecat
Hide Ads

Bos Amazon Mengundurkan Diri untuk Bela Karyawan yang Dipecat

Virgina Maulita Putri - detikInet
Selasa, 05 Mei 2020 19:57 WIB
SEATTLE, WA - JUNE 16: An Amazon logo is seen inside the Amazon corporate headquarters on June 16, 2017 in Seattle, Washington. Amazon announced that it will buy Whole Foods Market, Inc. for over $13 billion.  (Photo by David Ryder/Getty Images)
Bos Amazon Mengundurkan Diri untuk Bela Karyawan yang Dipecat (Foto: David Ryder/Getty Images)
Jakarta -

Tim Bray, teknisi software senior Amazon mundur dari pekerjaannya karena muak melihat perusahaan tempatnya bekerja memecat karyawan yang mengkritik kondisi kerja yang ada.

Dalam postingan di blog pribadinya yang berjudul 'Bye, Amazon' Bray yang juga menjabat sebagai Vice President di Amazon Web Services mengatakan Jumat pekan lalu merupakan hari terakhirnya bekerja.

Dikutip detikINET dari CNBC, Selasa (5/5/2020) Bray mengatakan ia akhirnya memberontak setelah Amazon memecat Emily Cunningham dan Maren Costa, dua mantan desainer user experience yang mengkritik perlakuan Amazon terhadap pekerja gudang di tengah pandemi virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya berhenti dengan kecewa karena Amazon memecat whistleblower yang bersuara tentang karyawan yang ketakutan terhadap COVID-19," tulis Bray dalam blog-nya.

"Dengan tetap menjadi vice president Amazon akan berarti menyetujui tindakan yang saya benci. Jadi saya mengundurkan diri," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Selain Costa dan Cunningham, Amazon juga telah memecat beberapa karyawan yang bekerja di gudang dan mengkritik kondisi fasilitas kerja di tengah pandemi. Perusahaan besutan Jeff Bezos ini makin mendulang kontroversi setelah memecat Chris Smalls, pekerja gudang yang merencanakan mogok kerja di fasilitas di Staten Island, New York.

Pekerja gudang Amazon di Amerika Serikat telah meminta perusahaan untuk menerapkan langkah perlindungan dan keamanan yang lebih ketat di tengah pandemi COVID-19, termasuk menutup fasilitas yang memiliki kasus positif untuk dibersihkan.

Seruan pekerja gudang juga mendapat dukungan dari karyawan kantoran Amazon. Bray mengatakan, dibandingkan dengan karyawan bergaji tinggi di AWS, pekerja gudang tidak memiliki kekuatan apa-apa dalam struktur perusahaan.

Bray mengatakan ia sebenarnya sangat senang bekerja di Amazon dan keputusan ini akan menimbulkan kerugian finansial yang cukup besar buatnya. Tapi keputusan ini harus ia ambil untuk menghindari budaya kerja yang 'toxic'.

"Dengan gaji big tech dan pembagian keuntungan, ini mungkin akan mengakibatkan kerugian lebih dari satu juta dolar (sebelum pajak), belum lagi pekerjaan terbaik yang pernah saya miliki, bekerja dengan orang-orang yang sangat baik. Jadi saya cukup sedih," tulisnya.




(vmp/fay)