Google dan Apple sedang mengembangkan sistem untuk melacak penyebaran virus Corona lewat contact tracing. Sayangnya banyak pengguna ponsel yang tidak akan bisa menggunakan sistem ini.
Dikutip detikINET dari Financial Times, Selasa (21/4/2020) sekitar dua miliar pengguna ponsel tidak akan bisa menggunakan sistem ini. Sebagian besar dari mereka termasuk orang miskin dan lanjut usia, dua kelompok yang paling rawan terinfeksi virus Corona.
Baca juga: Google Mau Bikin Pesaing Apple Card |
Sistem contact tracing yang dikembangkan oleh Google dan Apple bekerja dengan cara melacak apakah pengguna pernah melakukan kontak langsung atau berjarak dekat dengan orang yang telah terinfeksi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi fitur ini juga mengandalkan chip wireless dan sistem spesifik yang sayangnya tidak tersedia pada ratusan juta ponsel yang masih aktif hingga saat ini, terutama pada ponsel yang dirilis lebih dari lima tahun yang lalu.
"Keterbatasan teknologi ini karena fakta bahwa masih banyak ponsel aktif yang tidak memiliki Bluetooth atau sistem operasi terbaru yang dibutuhkan," kata analis dari CCS Insight Ben Wood kepada Financial Times.
"Kalau kalian merupakan kelompok yang tidak diuntungkan dan memiliki perangkat lama atau feature phone, kalian akan melewatkan manfaat yang ditawarkan aplikasi ini," sambungnya.
Analis dari Counterpoint Research mengatakan saat ini sekitar seperempat dari jumlah smartphone yang aktif di seluruh dunia tidak memiliki chip untuk Bluetooth low-energy (LE). Fitur ini yang digunakan sistem contact tracing untuk mendeteksi jarak antar ponsel tanpa membuat baterai menjadi boros.
Tidak hanya pengguna smartphone yang terlewatkan, 1,5 miliar pengguna feature phone yang tidak menjalankan Android dan iOS juga akan ketinggalan.
"Secara keseluruhan, hampir dua miliar pengguna ponsel tidak akan merasakan manfaat dari inisiatif ini secara global," kata analis Counterpoint Neli Shah.
"Dan sebagian besar dari pengguna dengan perangkat yang tidak kompatibel ini datang dari segmen pendapatan lebih rendah atau dari kelompok lanjut usia yang lebih rawan terhadap virus," sambungnya.
Google baru-baru ini memang telah memberikan informasi tambahan mengenai sistem yang dibuatnya bersama Apple. Agar bisa menjangkau lebih banyak pengguna Android, mereka akan mendistribusikannya lewat Google Play Services, bukan lewat update sistem seperti biasa.
Nantinya update ini akan tersedia untuk ponsel dengan Android Marshmallow 6.0 ke atas. Sedangkan untuk versi iOS-nya, Apple belum memberikan informasi lebih lanjut soal ketersediannya.
(vmp/afr)