Mau Dilengserkan dan Ada Corona, CEO Twitter Ragu Pindah Afrika
Hide Ads

Mau Dilengserkan dan Ada Corona, CEO Twitter Ragu Pindah Afrika

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 06 Mar 2020 13:41 WIB
SUN VALLEY, ID - JULY 6: Jack Dorsey, co-founder and chief executive officer of Twitter, attends the annual Allen & Company Sun Valley Conference, July 6, 2016 in Sun Valley, Idaho. Every July, some of the worlds most wealthy and powerful businesspeople from the media, finance, technology and political spheres converge at the Sun Valley Resort for the exclusive weeklong conference. (Photo by Drew Angerer/Getty Images)
Virus Corona Bikin CEO Twitter Pikir-pikir untuk Pindah ke Afrika Foto: GettyImages/Drew Angerer/
Jakarta -

CEO Twitter Jack Dorsey terpaksa memikirkan ulang rencananya untuk pindah ke Afrika karena virus corona. Pertimbangan ini juga diambil Dorsey setelah ada investor yang berupaya melengserkannya.

"Saya sudah memikirkan rencana di mana saya bekerja secara terpisah, seperti yang tim saya dan saya lakukan ketika bepergian, tapi sehubungan dengan COVID-19 dan semua yang terjadi saya harus memikirkan kembali," kata Dorsey saat berbicara di konferensi di San Fransisco, AS, yang dikutip detikINET dari CNBC, Jumat (6/3/2020).

"Bagaimanapun, kami tetap akan terus mengejar peluang di Afrika," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dorsey pertama kali mengumumkan keinginannya untuk pindah ke Afrika pada November lalu. Lewat sebuah tweet, ia mengatakan niatnya untuk tinggal di Afrika selama tiga hingga enam bulan di pertengahan 2020.

Tapi rencana Dorsey tersebut ditanggapi dengan negatif oleh investor. Pendiri Elliott Management, Paul Singer, bahkan ingin melengserkan Dorsey dari posisinya sebagai CEO setelah menguasai USD 1 miliar saham Twitter.

ADVERTISEMENT

Tanpa menyebutkan upaya kudeta terhadapnya secara eksplisit, Dorsey mengatakan bahwa ia seharusnya menjelaskan lebih jauh alasannya untuk pindah ke Afrika. Pria berusia 43 tahun ini mengatakan bahwa ia tidak pindah sekedar untuk mengambil cuti panjang.

"Tujuan saya bukan ke sana dan sekedar nongkrong atau mengambil cuti panjang, tapi melakukan apa yang saya biasa kerjakan di San Fransisco, di benua lain," jelas Dorsey.

"Afrika akan menjadi salah satu benua dengan populasi terpadat dalam 20 hingga 30 tahun ke depan, inovasi teknologi di sana sangat hebat dengan sebagian besar populasi masih menjajal internet. Kesempatan yang besar terutama untuk anak muda bergabung ke Twitter dan bagi kami untuk mengetahui bagaimana melayani mereka," pungkasnya.




(vmp/fyk)