Microsoft mengumumkan telah mengembangkan teknik baru untuk mendeteksi dan melaporkan predator seks yang mengincar anak-anak. Teknik tersebut mereka namakan dengan Project Artemis.
Project Artemis disebut punya keunggulan meninjau percakapan berbasis teks dan mengevaluasinya apakah arah pembicaraannya sudah mulai mengancam atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Bill Gates Sebut Kekayaannya Tidak Adil |
Raksasa perusahaan software ini akan menandai kata-kata yang menjurus pelecehan seksual. Kata-kata yang ditandai tersebut ditinjau oleh moderator manusia.
"Project Artemis merupakan kemajuan signifikan, tetapi itu bukan artinya ini adalah obat mujarabnya. Eksploitasi, pelecehan anak-anak secara online, grooming merupakan masalah besar," kata Microsoft.
"Tetapi kita tidak terhalang oleh kompleksitas dan kerumitan masalah-masalah seperti itu. Sebaliknya, kami menyediakan alat ini saat ini untuk mengundang kontribusi dan keterlibatan lebih lanjut dari perusahaan dan organisasi teknologi lainnya dengan tujuan perbaikan dan penyempurnaan terus menerus," tuturnya.
Project Artemis tersedia secara gratis untuk perusahaan layanan online yang memenuhi syarat yang menawarkan fungsi obrolan.
Dilansir dari Engadget, Jumat (10/1/2020) Project Artemis ini sebenarnya sudah dimulai sejak November 2018 di Microsoft "360 Cross-Industry Hackathon". Kemudian perusahaan yang didirikan Bill Gates ini bersama dengan The Meet Group, Roblox, Kik, Thorn, dan lainnya membangun teknologi ini.
Terhitung 10 Januari, perizinan ditangani oleh Thorn, sebuah organisasi nirlaba yang membangun teknologi untuk melindungi anak-anak dari pelecehan seksual secara online.
Genderang perang terhadap pelecehan seksual terhadap anak secara online tidak hanya dilakukan Micrsoft. YouTube, Facebook, hingga Tumblr juga turut mengatasi persoalan tersebut dengan cara masing-masing.
(agt/fay)