Dimatikannya akses internet membuat warga Iran tak bisa berbagi informasi dengan dunia luar. Adapun aksi protes terhadap pemerintah terjadi karena dipicu kenaikan harga bahan bakar hingga 50%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NetBlocks.org, organisasi yang memantau gangguan dan pemblokiran internet, menyebutkan bahwa Iran telah memasuki fase 'penghentian internet nyaris secara nasional' dengan hanya 5% dari tingkat konektivitas di hari biasa.
Penghentian akses internet dimulai pada Jumat pekan lalu. Para operator layanan data mobile besar negara tersebut, termasuk MCI, Rightel dan IranCell juga mengalami offline.
"Gangguan internet ini merupakan pemutusan akses paling parah yang pernah dilacak NetBlocks di berbagai negara dalam hal kompleksitas teknis dan cakupannya," kata NetBlocks.
Sementara itu, Menteri Teknologi Komunikasi dan Informasi Iran Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa pemerintah berharap situasi bisa kembali normal sehingga akses internet bisa dipulihkan seperti sedia kala.
"Di sisi lain, menjaga keamanan nasional adalah hal yang sangat penting," ujarnya.
Ini bukan pertama kalinya Iran mematikan akses internet untuk meredam situasi. Sebelumnya, pada 2018 aksi demonstrasi warga berbuntut pada terputusnya akses internet mobile dan pemblokiran layanan chat dan media sosial.
Iran juga bukan satu-satunya negara yang melakukan cara ini saat terjadi situasi yang tidak kondusif di negaranya, termasuk Indonesia, India, dan Pakistan.
(rns/fyk)