Go-Jek Unggul di 3 Layanan Digital Versi Milenial
Hide Ads

Go-Jek Unggul di 3 Layanan Digital Versi Milenial

Uji Sukma Medianti - detikInet
Senin, 15 Jul 2019 21:15 WIB
Foto: Mustiana Lestari/detikcom
Jakarta - Baru-baru ini, Lembaga Riset Alvara mengeluarkan hasil survei mengenai penggunaan e-commerce di kalangan milenial. Hasil penelitian Alvara menunjukkan Go-Jek memimpin rata-rata penggunaan pada tiga dari lima sektor aplikasi e-commerce untuk pasar segmen milenial.

CEO dan Founder Alvara Research Hasanuddin Ali menjelaskan Go-Jek unggul dalam tiga layanan digital, mulai dari alat transportasi, alat pesan antar makanan dan alat pembayaran.

Sebagai alat transportasi, Go-Jek lebih banyak digunakan oleh 70,4% responden dibanding kompetitornya sebesar 45,7%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Minat konsumen terhadap Go-Jek berkaitan dengan kualitas layanan yakni Mudah Digunakan (13,9%), Lebih Cepat (11,2%), dan Aplikasi Termurah (8,8%)," kata Hasanuddin dalam keterangan tertulis, Senin (15/7/2019).


Sementara sebagai aplikasi pesan-antar makanan di semua kelompok usia, Go-Food dianggap sebagai pelopor food delivery dan pemimpin pasar layanan antar makanan online, yang diukur berdasarkan brand awareness, penggunaan (usage) dan loyalitas konsumen (loyalty). Dalam hal ini, Go-Food mendominasi pasar pesan-antar makanan karena jauh lebih banyak digunakan oleh konsumen atau 71,7%.

"Konsumen lebih banyak merekomendasikan Go-Food dengan skor net promoter 14,9," tambahnya.

Sedangkan sebagai aplikasi pembayaran digital, Go-Pay juga paling banyak digunakan oleh 67,9% responden, dibanding dengan pemain aplikasi pembayaran digital sejenis. Konsumen juga lebih mempromosikan Go-Pay dibanding aplikasi pembayaran digital sejenis. Ini berdasar dari nilai net promoter yang lebih tinggi yaitu 14,3.

"Momentum di mana para milenial yang notabene digital natives yang lebih memilih aplikasi e-commerce buatan Indonesia harus dijaga supaya Indonesia bisa menjadi pemain utama di era ekonomi digital tidak hanya menjadi pasar," ujarnya.


Apalagi, lanjutnya, berbagai outlook ekonomi menyebutkan bahwa potensi transaksi e-commerce di Indonesia sangat besar.

Berdasarkan data, pada tahun 2020 mendatang transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai US$ 130 miliar atau setara Rp 1.700 triliun, naik tajam dibandingkan tahun 2016 dan 2013 yang sebesar US$ 20 miliar (Rp 261 triliun), US$ 8 miliar (Rp 104 triliun).

Adapun, penelitian ini dilakukan Alvara melalui survei tatap muka dengan metode cluster random sampling terhadap 1.204 responden di Jabodetabek, Bali, Padang, Yogyakarta, dan Manado. Dari minggu pertama April sampai dengan minggu kedua Juni 2019, meliputi tahap pengambilan data lapangan (survei tatap muka), analisa data dan penulisan laporan. Nilai margin of error penelitian berada di kisaran 2,89%. (prf/krs)