Pesawat Terbesar Sejagat Mengangkasa, Warisan Mendiang Pendiri Microsoft

Pesawat Terbesar Sejagat Mengangkasa, Warisan Mendiang Pendiri Microsoft

ADVERTISEMENT

Pesawat Terbesar Sejagat Mengangkasa, Warisan Mendiang Pendiri Microsoft

Agus Tri Haryanto - detikInet
Minggu, 14 Apr 2019 14:07 WIB
Stratolaunch warisan Paul Allen. Foto: Reuters
Jakarta - Stratolaunch, pesawat terbesar sejagat baru saja mengangkasa pada Sabtu (13/4) waktu setempat dari Mojave, Amerika Serikat (AS). Berbicara kesuksesan tersebut, tak terlepas dari peran mendiang pendiri Microsoft, Paul Allen.

Ya, Allen merupakan sosok utama di balik keberadaan Stratolaunch. Melalui inisiatifnya, Allen kemudian mendirikan perusahaan untuk mengembangkan pesawat tersebut, di mana nama perusahaannya serupa dengan nama pesawatnya, Stratolaunch Systems Corporation.

Diketahui, perlu waktu hingga delapan tahun pengembangan Stratolaunch hingga akhirnya bisa melakukan penerbangan perdananya di Mojave Air and Space Port di Mojave, California, Amerika Serikat. Penerbangan perdana itu berlangsung selama 150 menit, sampai akhirnya pesawat itu kembali mendarat dengan selamat.



Sayangnya, Allen yang memprakarsai pesawat ini tidak melihat secara langsung. Allen telah menghembuskan nafas terakhirnya pada 15 Oktober 2018.

"Kita semua tahu Paul akan bangga menyaksikan pencapaian bersejarah ini," ungkap Jody Allen, kerabat sekaligus dikutip dari Space, Minggu (14/4/2019).

"(Penerbangan) pesawat tersebut merupakan pencapaian luar biasa dan kami ucapkan selamat kepada setiap orang yang terlibat," sambungnya.

Stratolaunch bukan pesawat biasa, justru terbilang janggal untuk model pesawat terbang konvensional. Dengan memiliki dua badan pesawat yang terpisah, tapi disatukan lewat bentang sayap yang lebarnya mencapai 117 meter dan bobot 226,7 ton, mengukuhkan Stratolaunch sebagai pesawat terbesar sejagat.

Pesawat yang ditenagai enam mesin itu memang dirancang khusus untuk mengangkut roket yang membawa satelit. Secara sederhana, roket akan dibawa terbang oleh Stratolaunch yang nantinya di ketinggian tertentu, pesawat ini akan melepaskan roket untuk terbang ke luar angkasa.



Ketika itu, Allen menyakini peluncuran satelit lewat Stratolaunch bisa lebih cepat dan mudah mencapai kawasan orbit rendah Bumi yang berada di ketinggian 700-1.500 kilometer. Dengan kata lain, Stratolaunch bisa merevolusi sistem peluncuran satelit yang biasa dilakukan menggunakan roket di darat.

"Anda semua sangat sabar dan sangat toleran selama bertahun-tahun menunggu kami untuk mengeluarkan burung besar ini dan akhir kami berhasil," kata CEO Stratolaunch Jean Floyd dilansir dari Wired.

Video: Pesawat Raksasa Besutan Pendiri Microsoft Akhirnya Terbang

[Gambas:Video 20detik]



"Meskipun dia tidak ada di sini hari ini, ketika pesawat terangkat dengan anggun dari landasan, aku membisikkan 'terima kasih' kepada Paul karena mengizinkanku menjadi bagian dari pencapaian luar biasa ini," pungkasnya.

Perusahaan mengharapkan pada 2022 nanti, pesawat terbesarnya ini bisa meluncurkan roket pembawa satelit ke luar angkasa. (agt/agt)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT