Kominfo Blokir 2 Ribuan Video Penembakan Brutal New Zealand
Hide Ads

Kominfo Blokir 2 Ribuan Video Penembakan Brutal New Zealand

Agus Tri Haryanto - detikInet
Senin, 18 Mar 2019 14:05 WIB
Masjid Al Nur, Christchurch, yang jadi salah satu lokasi penembakan brutal di New Zealand. Foto: REUTERS/SNPA/Martin Hunter
Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan pihaknya telah memblokir ribuan video dari berbagai platform media sosial terkait aksi keji penembakan di dua masjid di Christchurch, New Zealand (Selandia Baru).

Secara rinci, seperti data yang dibagikan oleh Kominfo, konten tersebut ditemukan di Facebook sebanyak 355 video, Instagram 1.501 video, Twitter 856 video, dan YouTube 144 video.

Dengan demikian, secara total ada 2.856 video yang berhasil diblokir oleh Kominfo dengan menggunakan mesin Ais yang dimilikinya. Pemblokiran tersebut dilakukan sejak Jumat (15/3) pukul 15.00 WIB sampai dengan hari ini, Senin (18/3) per pukul 08.00 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT





Plt Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Ferdinandus Setu juga kembali mengingatkan agar masyarakat yang menerima video penembakan oleh Brenton Tarrant itu tidak ikut menyebarluaskannya lagi.

"Kami mengimbau lagi netizen Indonesia untuk tidak sebarkan video aksi terorisme yang sangat brutal tersebut," imbau Ferdinandus dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/3/2019).

Seperti diketahui, Tarrant sempat melakukan live streaming di Facebook saat melakukan aksi sadisnya dengan memberondong peluru ke jamaah yang akan menjalankan ibadah Jumat. Insiden tersebut terekam selama 17 Menit.

Sebanyak 50 orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka dalam aksi teror penembakan brutal di dua masjid di kota Christchurch. Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern telah menyebut penembakan brutal ini sebagai 'serangan teroris' dan mengutuknya. PM Ardern menyebut Tarrant sebagai pelaku utama serangan teror di dua masjid tersebut.




Sebelumnya, Komisioner Kepolisian Selandia Baru, Mike Bush menyatakan bahwa penembakan di masjid itu 'direncanakan dengan sangat matang' oleh pelaku.

Sementara itu, Facebook melaporkan bahwa pihaknya telah menghapus 1,5 juta video terkait penembakan tersebut. Hal ini diketahui dari cuitan pada akun Twitter @fbnewsroom.

"Dalam 24 jam pertama kami menghapus 1,5 juta video terhadap penyerangan secara global, dengan lebih dari 1,2 juta di antaranya diblok saat upload," tulisnya.


(agt/krs)