Seperti diberitakan sebelumnya, kata-kata "presiden baru" itu tercetus dalam sebuah cuitan Zaky saat membahas perbandingan dana riset soal industri 4.0, yang menempatkan Indonesia di posisi ke-43. Dalam data yang dia sodorkan tersebut, Indonesia jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.
Baca juga: Netizen Riuh #uninstallbukalapak, Ada Apa? |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada dasarnya Zaky juga sudah memberikan klarifikasi mengenai kontroversi "presiden baru" itu lewat rangkaian cuitannya di Twitter. Kini Bukalapak juga memberikan klarifikasi resmi yang turut berisikan pernyataan lanjutan Achmad Zaky.
Berikut siaran pers tersebut, yang berjudul "Klarifikasi Achmad Zaky: Bukalapak Dukung Riset dan Pengembangan Teknologi di Indonesia", dan disebar ke media pada hari Jumat (15/2/2019).
Tonton video: Ramai #uninstallbukalapak, Netizen Kenapa Ya?
Sebagai CEO dan Founder Bukalapak, Achmad Zaky pada prinsipnya sangat memperhatikan kemajuan industri teknologi di Indonesia. Beliau sangat berharap agar investasi dalam bidang riset dan SDM tingkat tinggi bisa menjadi salah satu pendorong kemajuan Indonesia.
Mewakili Bukalapak, Achmad Zaky memohon maaf atas kekhilafannya dan atas segala kesalahpahaman yang timbul dan dengan tegas menyatakan bahwa cuitan tersebut tidak bermaksud untuk mendukung atau tidak mendukung suatu calon presiden tertentu, melainkan ajakan untuk bersama membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.
"Saya, Achmad Zaky selaku pribadi dan sebagai salah satu pendiri Bukalapak, dengan ini menyatakanpermohonan maaf yang sebesar-besarnya atas pernyataan yang saya sampaikan di media sosial. Saya sangat menyesali kekhilafan tindakan saya yang tidak bijaksana tersebut dan kiranya mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya," kata Achmad Zaky.
Achmad Zaky dan Bukalapak amat sangat berterima kasih atas kebijakan serta dukungan pemerintah Indonesia yang diberikan selama ini kepada Bukalapak.
(krs/fyk)