"Rasanya belum merasa sukses. Karena semua terasa biasa saja, nggak ada yang berubah. Kalau ketemu follower pun masih merasa nggak pantes buat diajak foto," ujarnya.
"Pokoknya aku cuma ngelakuin yang terbaik saja," tegas David.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Impiannya bisa tetap melanjutkan channel ini tanpa mikirin soal duit, ya istilahnya financial freedom. Saat ini tetap fokus ngembangin channel aja, sambil melihat peluang lain di luar YouTube. Soalnya YouTube nggak akan bertahan selamanya," tuturnya.
Yang menarik, sampai sekarang David mengaku belum menyiapkan rencana cadangan selain menggarap konten video. Sepertinya hidup pria berusia 24 tahun ini telah diserahkan sepenuhnya ke GadgetIn. Waktu bahkan impian didedikasikan ke seluruh penonton setia channelnya itu.
"Viewer itu nyawa dari channel. Channel bakal mati kalau nggak ada yang nonton. Viewer juga jadi penyemangat biar kami bisa terus berkembang," kata pria yang doyan pempek dan nasi padang ini.
![]() |
Pajak YouTuber
Rencana pemerintah yang akan mengenakan pajak bagi YouTuber dan selebgram disambut baik oleh David. Dengan adanya aturan tersebut memberikan kejelasan akan kewajiban yang dibebankan pada pembuat konten.
Dia mencontohkan pajak yang dikenakan UKM. Angka yang ditetapkan menjadi acuan, sehingga tidak membingungkan ketika hendak membayar.
"Biar jelas dan nggak ada yang kebingungan. Sekarang aku bayar-bayar aja tanpa tahu apakah sudah cukup atau malah kelebihan. Cuma ngikuti arahan orang lain aja," jelasnya.
(afr/krs)