Perusahaan pemantau media sosial Isentia mencatat delapan topik yang paling dibicarakan netizen sepanjang 2018. Selain itu, mereka melihat Twitter masih menjadi kanal media sosial paling aktif untuk berdiskusi, menyebarkan berita kampanye.
Berikut daftar topik yang jadi bahasan utaman netizen sepanjang 2018:
Polemik Susu Kental Manis
Foto: iStock
|
Isentia mencatat 11.956 total buzz di media sosial, pada tanggal 1 Mei - 31 Agustus. Puncak tertinggi terjadi pada 9 Juli, sebagian besar merupakan pendapat netizen terhadap polemik tersebut.
Gempita Asian Games
Foto: Grandyos Zafna/detikSport
|
Selama periode ini, Isentia menemukan sebanyak 614.411 buzz online seputar Asian Games, di mana 95% di antaranya merupakan percakapan di Twitter. Selain itu ada 21.124 total buzz seputar Para Games. Momentum tertinggi pada 7 Oktober terkait upacara pembukaan Asian Para Games.
Layanan Fintech hingga Kurs Dolar Melambung
Foto: istimewa
|
Sementara terkait ekonomi, fluktuasi kurs Rupiah yang melemah hingga Rp 15.240 per dolar AS pada 30 Oktober, diperbincangkan sebanyak 6.689 buzz media sosial β sebagian besar dari perbincangan tersebut bernada negatif.
Di sisi lain, perkembangan fintech di Indonesia juga memunculkan perbincangan sebanyak 215.688 buzz, dengan brand T-Cash, OVO, Go-Pay sebagai yang paling diperbincangkan sepanjang tahun ini.
Tsunami Donggala dan Musibah Lion Air JT 610
Foto: dok. Istimewa
|
Berselang satu bulan kemudian, pada 29 Oktober, terdapat insiden jatuhnya Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkal Pinang di perairan sebelah utara Karawang, Jawa Barat. Volume percakapan terbanyak terjadi pada hari kecelakaan (29 Oktober), dari total 129.786 buzz sepanjang 29 Oktober hingga 30 November 2018.
Pemilu 2019
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
|
Insentia mencatat momentum tertinggi terjadi pada 4 September. Tanggal ini adalah momen ketika Prabowo menyampaikan permohonan maaf atas kasus hoax Ratna Sarumpaet.
"Mengingat Pilpres akan dilaksanakan tahun 2019 nanti, sebaiknya masyarakat Indonesia melakukan verifikasi informasi sebelum membagikannya di media sosial agar tidak terpengaruh hoax yang marak beredar," kata Rendy Ezra, Insights Manager Isentia Indonesia dalam keterangan resminya.