Dengan dilakukan penandatangan ini, maka menandai dimulainya rangkaian kegiatan yang bertujuan mendorong pemanfaatan teknologi, di mana untuk menjawab permasalahan sekaligus mendorong potensi di masing-masing daerah.
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pemanfaatan teknologi ini seiring mulai tumbuh pesatnya pengguna internet di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sementara itu dari sisi masyarakatnya terkait dampak dari implementasi smart city, kata Semuel, warga bisa jadi lebih sejahtera, tempat yang ditinggali jadi lebih aman, terutama menciptakan kota nyaman bagi penduduknya.
"Dengan datangnya para kepala daerah pada hari ini, menandatakan komitmen untuk membangun smart city itu adalah kunci. Pemimpin merupakan salah satu faktor yang didukung birokasi yang kuat. Melibatkan juga masyarakat, karena membangun kota jadi smart city tanpa tanpa melibatkan masyarakat, tidak akan terjadi," tuturnya.
Gerakan Menuju 100 Smart City ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2017, di mana saat itu dijalankan di 25 kota/kabupaten di berbagai daerah Tanah Air. Kali ini, gerakan tersebut yang sudah memasuki tahap kedua menyasar 50 kota/kabupaten, sehingga total Gerakan Menuju 100 Smart City telah menembus 75 kota/kabupaten.
Hasil akhir Gerakan Menuju 100 Smart City ini adalah terbentuknya master plan yang memuat rencana pembangunan smart city masing-masing kota/kabupaten dalam 5-10 tahun ke depan.
Di tahun depan, rencananya akan melibatkan 25 kota/kabupaten lain. Dengan demikian di tahun 2019, diharapkan ada 100 kota/kabupaten di Indonesia yang akan memiliki master plan pembangunan smart city.
(jsn/rou)