Google Jaga Warisan Sejarah Lewat VR
Hide Ads

Google Jaga Warisan Sejarah Lewat VR

Anggoro Suryo Jati - detikInet
Rabu, 18 Apr 2018 09:24 WIB
Foto: Reuters/Beck Diefenbach
Jakarta - Google menggandeng perusahaan bernama CyArk untuk menjaga warisan sejarah dunia melalui VR. Bagaimana caranya?

CyArk adalah perusahaan nonprofit yang bergerak di bidang pemindaian laser 3D, dan mereka digandeng Google dalam sebuah proyek bernama Open Heritage. Teknologi pemindaian laser milik CyArk akan dipakai untuk merekam data-data penting dalam satu situs bersejarah.

Kemudian data tersebut dipakai untuk menciptakan ulang situs bersejarah itu dalam bentuk virtual reality (VR). Jadi, situs bersejarah itu akan terekam secara digital dan bisa dinikmati banyak orang melalui komputer, ponsel, atau pun headset VR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Dengan teknologi modern, kita bisa merekam monumen ini dengan detail yang lebih penuh dari sebelumnya, termasuk warna dan tekstur dari permukaan di geometri bisa terekam menggunakan pemindai laser dengan ketepatan hingga ukuran milimeter dalam 3D," ujar Chance Coughenour, arkeolog digital, dan program manager di diviti Google Arts and Culture, dikutip detikINET dari The Verge, Rabu (18/4/2018).

Google Jaga Warisan Sejarah Lewat VR Foto: Google


Google Arts and Culture adalah sebuah platform yang pertama online pada 2011. Platform ini ditujukan untuk menyelamatkan dan membuka akses terhadap karya seni ke seluruh dunia, yang dilakukan dengan bekerja sama dengan berbagai museum untuk membawa karya seni yang mereka simpan ke dunia maya.

Sementara CyArk adalah perusahaan nonprofit yang berbasis di Oakland, California, pertama didirikan pada 2003 oleh Ben Kacyra, CEO Cyra Technologies. Ia terinspirasi membuat perusahaan nonprofit ini setelah melihat Taliban menghancurkan patung Budha berumur 1500 tahun di Afghanistan pada 2001.

Google dan CyArk ke depannya berencana melepas sumber data dari model yang mereka miliki. Sehingga peneliti dan pihak lain yang tertarik bisa mengunduh data tersebut untuk membangun aplikasinya sendiri, atau menganalisa cara lain untuk membantu menyelamatkan berbagai warisan sejarah dunia lainnya.



Model Open Heritage sendiri akan tersedia secara online, termasuk tersedia melalui platform Google Arts and Culture, yang tersedia dalam bentuk aplikasi iOS dan Android. Aplikasi ini juga mendukung tur VR menggunakan platform Daydream milik Google. (rns/rns)