Di Uganda misalnya, pertengahan tahun lalu ada kasus driver Uber menggunakan screenshot untuk mengelabui penumpang. Jadi begitu perjalanan selesai, penumpang akan disuguhi screenshot aplikasi tipuan dengan biaya yang lebih tinggi.
Pihak Uber setempat pun langsung mencekal driver yang terlibat. Sedangkan di Lagos, Nigeria, akhir tahun lalu juga ditemukan kasus pengemudi Uber memanfaatkan aplikasi GPS palsu untuk meningkatkan tarif penumpang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa pengemudi komplain kalau hal itu terpaksa mereka lakukan karena tarif terus diturunkan. "Mereka tidak juga menaikkannya sehingga pekerjaan kami menjadi lebih berat," kata seorang driver yang dikutip detikINET dari Quartz.
Di Malaysia, ratusan pengeumdi Uber dan Grab ditindak karena kedapatan curang pada pelanggan. Intinya, mereka mengenakan tarif lebih tinggi dari biasanya dengan berbagai cara yang ilegal. "Ulah oknum ini bisa merusak reputasi driver online," sebut lembaga transportasi setempat.
"Mereka seharusnya memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan pendapatan dengan cara menyediakan layanan terbaik dan jujur pada pekerjaan mereka," sebut Datuk Che Hasni, kepala Land and Public Transport Commission di Kota Baru. (fyk/rns)