Ini berarti, sekitar 80% dari total Bitcoin telah beredar. Seperti diketahui, Satoshi Nakamoto si pencipta Bitcoin, memang membatasi hanya akan ada 21 juta Bitcoin di dunia.
Seperti tertuang dalam proposal pertama mengenai cryptocurrency, sosok yang masih belum diketahui identitasnya ini sengaja membatasi stok Bitcoin untuk menciptakan kelangkaan dan mengurangi inflasi.
Dikutip detikINET dari Inverse, Kamis (18/1/2018), selama sedekade ini, orang-orang di balik operasional Bitcoin berhasil mengamankan aturan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spekulasi tersebut mengarahkan kepada teori yang menyebutkan, Satoshi telah menyelesaikan salah satu perhitungan komputer paling kompleks, yaitu Byzantine Generals Problem.
Persoalan ini merupakan sebuah celah di dalam sistem keamanan yang memungkinkan serangan masuk sehingga menyulitkan protokol komputer mengatasinya.
Pembatasan stok ini sekaligus membedakannya dengan sekitar 1.300 cryptocurrency lain yang bisa memiliki miliaran persediaan untuk diedarkan.
Sampai saat ini, dari setiap blok yang berhasil ditambang, penambang akan mendapatkan 12,5 BTC. Kemudian dari setiap 210 ribu blok, angka tersebut akan berkurang setengahnya, menjadi 6,25 BTC.
Pada awalnya, cryptocurrency ini memberlakukan kebijakan 50 BTC tiap blok, yang dibagi menjadi 25 BTC pada 28 November 2012.
Berdasarkan fakta bahwa sebanyak 1.800 Bitcoin dibuat setiap harinya, BitcoinBlockHalf memprediksi kebijakan serupa baru akan dilakukan kembali pada 6 Juni 2020.
Dengan sistem pembagian tersebut, dipercaya bahwa sisa 4,19 Juta Bitcoin belum akan habis hingga 2140. (rns/rns)