Banyak Orang Jepang Hanya Mampu Tinggal di Warnet
Hide Ads

Banyak Orang Jepang Hanya Mampu Tinggal di Warnet

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 12 Jan 2018 11:29 WIB
Orang Jepang tinggal di warnet. Foto: istimewa
Jakarta - Jepang, sebuah negara maju dengan pendapatan per kapita warganya termasuk tertinggi di dunia. Tapi di tengah gemerlap negeri sakura ini, cukup banyak penduduk mengalami kesulitan hidup. Mereka hanya bisa tinggal di warung internet alias warnet.

Menurut survei dari Kementerian Kesehatan Jepang pada tahun 2007, sebanyak 60.900 orang pernah tinggal di warnet. Dan diestimasi bahwa 5.400 orang tinggal di sana karena tidak memiliki rumah. Sampai sekarang, jumlahnya masih cukup banyak.

Mereka ini biasanya pengangguran atau pegawai tidak tetap sehingga pendapatannya rendah untuk ukuran Jepang. Media Jepang menjuluki orang-orang tersebut sebagai internet cafe refugees atau pengungsi di warnet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rupanya, jumlah karyawan tidak tetap perlahan tapi pasti meningkat di Jepang dan nasib mereka tidak kunjung membaik. Pada tahun 2011, tercatat ada sekitar 17,3 juta pegawai tidak tetap di sana. Gaji mereka sudah tentu tak sebaik para karyawan tetap.

Salah satu penduduk Jepang yang memilih tinggal di warnet adalah Fumiya. Ia mengaku cukup nyaman tinggal di sebuah warnet di kota Tokyo. Awalnya, dia tidak bisa tidur karena kadang suara langkah kaki dan bunyi lain yang mengganggu. Tapi kemudian terbiasa.

"Kami membutuhkan tempat seperti warnet ini. Tanpanya, banyak orang yang sebenarnya memiliki pekerjaan tapi tidak punya tempat tinggal," kata Fumiya yang dikutip detikINET dari Media Storm.

Warnet bertebaran di Jepang. Malah sejak sekitar tahun 2000-an, banyak warnet menyediakan tempat akomodasi sekadarnya bagi orang seperti Fumiya. Pilihan tinggal di warnet memang cukup beralasan. Selain aman, warnet di Jepang cukup nyaman. Kamar mandinya bersih bahkan ada laundry. Dan harganya jauh lebih miring ketimbang menyewa di apartemen.

Sebenarnya pada awalnya, Fumiya mencari apartemen yang murah untuk tempat tinggal. Tapi biaya sewa apartemen di Tokyo sangat mencekik, padahal gajinya pas-pasan untuk ukuran orang Jepang. Fumiya bekerja sebagai satpam. Posisinya rentan karena ia hanya pegawai kontrak.

Jadi Bisnis

Di warnet, Fumiya bisa tinggal di bilik privat yang pintunya bisa ditutup. Bantal dan selimut pun disediakan pihak pengelola. Bahkan belakangan, pengusaha bisns warnet makin serius menyediakan penginapan yang berkualitas. Tidak saja untuk orang Jepang, tapi turis pun bisa menggunakannya.

Pada Juni tahun lalu, pengelola warnet bernama Manboo sengaja menjadikan warnetnya cukup nyaman buat menginap.
Walau Negara Kaya, Banyak Orang Jepang Tinggal di WarnetNet Room. Foto: istimewa

Di warnet lain, pengunjung mungkin hanya dipisahkan sekat-sekat. Tapi di warnet yang disebut Net Room ini, tamu disediakan ruang privat dengan kunci sendiri. Meski kamar mandi tetap terpisah.

Ada beberapa tipe kamar yang ditawarkan. Fasilitas yang selalu tersedia adalah PC dan monitor, pemutar Blu ray serta WiFi yang tentunya bakal memuaskan hasrat berselancar di dunia maya.

Sekitar 17 Net Room dioperasikan di Jepang, seperti di Tokyo, Kanagawa dan Saitama. Pengunjung tetap bisa menyewa selama sejam saja, tapi kalau mau lebih lama fasilitasnya lengkap. Kamar mandinya pun bagus dan bersih. (fyk/fyk)