Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengatakan bahwa internet banyak bahasa teknis, yang sukar dimengerti masyarakat luas. Peran Miss Internet adalah menyederhanakan bahasa tersebut jadi lebih sederhana. Pembeda dari Miss Internet dengan kontes lainnya adalah isu yang dibahas hanya seputar internet.
"Jangan sampai kita bicara broadband tapi nggak sampai (diterima). Makanya tercetus ide Miss Internet pada 2013," ujar Jamalul di Hotel Lemo, Tangerang Selatan, Rabu (11/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marsya juga berkesempatan menjadi pembicara di acara Social Media Week. Di sana ia, membahas tentang internet dengan pembicara dari Facebook dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Saya juga membicarakan soal tata kelola internet ketika berkunjung ke Google Asia Pasifik di Singapura. Sedangkan di Indonesia, ke daerah pelosok untuk penggunaan internet bersama," kata dia.
Tak hanya itu, Marsya yang terpilih sejak April 2017 ini mengajak anak muda untuk produktif di internet. Ia berkelana ke berbagai daerah di Indonesia, mulai kota sampai desa.
"Waktu ke daerah, saya menemukan bahwa tidak hanya kota yang melek internet tapi di daerah juga punya pontensi yang besar sehingga pemerintah harus support," sebutnya.
Perempuan berambut panjang ini juga menceritakan dalam suatu kegiatannya pernah mengajak para ibu rumah tangga untuk memanfaatkan internet, untuk memasarkan produknya.
"Hasilnya, mereka mulai beralih ke platform digital," imbuhnya. (fyk/rou)