Jack Ma: Saya Lebih Senang Digaji Rp 160 Ribu
Hide Ads

Jack Ma: Saya Lebih Senang Digaji Rp 160 Ribu

Muhamad Imron Rosyadi - detikInet
Rabu, 10 Jan 2018 11:11 WIB
Foto: Getty Images
Jakarta - Meski kini Jack Ma sudah menjadi salah satu orang terkaya di Asia, dia mengaku kondisinya dulu adalah salah satu bagian terbaik dalam hidupnya.

Pendiri Alibaba ini sempat menjadi orang paling kaya di China setelah e-commerce raksasa tersebut resmi melantai di bursa pada September 2014.

Prestasi Jack pun kian cemerlang seiring makin moncer pula kekayaannya. Namun Jack mengaku merindukan masa-masa ketika dirinya mengumpulkan sedikit demi sedikit selepas menyelesaikan pendidikan tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, setelah lulus kuliah pada 1988, dia bekerja sebagai guru bahasa Inggris di universitas lokal di kampung halamannya, Hangzhou, China.

Dari profesinya tersebut, berdasarkan keterangan dalam film dokumenter mengenai hidupnya berjudul 'Crocodile in the Yangtze', dia mengumpulkan USD 12 (sekitar Rp 160 ribu) per bulan.

Saat menghadiri pertemuan makan siang dengan Economic Club of New York, pria bernama asli Ma Yun ini menyebut masa-masa itu adalah kehidupan terbaik yang pernah dijalaninya.

"Saat kalian tidak memiliki banyak uang, kalian akan mengetahui bagaimana mengeluarkannya. Berbeda dengan ketika kalian menjadi seorang miliuner, akan ada banyak tanggung jawab di dalamnya," ujarnya, seperti dikutip detikINET dari The Independent pada Senin (9/1/2018).

"Seluruh uang yang saya punya sekarang adalah sebuah tanggung jawab. Ini merupakan bentuk kepercayaan orang-orang pada saya. Separuh dari uang ini pun menjadi hak bagi masyarakat sekitar saya," sambungnya.

Ini bukan pertama kalinya Jack berbicara mengenai beban yang ditanggung oleh seorang miliuner. Dalam acara Clinton Global Initiative di New York, dia menyebut hari-harinya sebagai guru bahasa Inggris sangat fantastis.

"Orang-orang yang tidak memiliki banyak uang bisa dibilang beruntung. Sebaliknya, mereka yang mempunyai banyak uang bisa dikatakan tengah dalam masalah," ucapnya.

Setelah Alibaba menggelar IPO, Jack mengaku beban yang dipikulnya semakin bertambah seiring meningkatnya tanggung jawab, mengingat dunia akan fokus pada harga saham e-commerce yang didirikannya tersebut.

Tanggung jawab yang dimaksudkan olehnya adalah kewajiban untuk tetap tenang dan selalu menjadi diri sendiri saat banyak orang berpikir terlalu tinggi terhadapnya.

Berdasarkan data Forbes, saat ini kekayaan Jack mencapai USD 40,5 Miliar (sekitar Rp 544 triliun). Dengan uangnya itu, ia telah melakukan berbagai kegiatan yang menjadikannya sebagai seorang filantropi, antara lain ikut mengembangkan layanan kesehatan, lingkungan, dan pendidikan di beberapa daerah di China. (rns/rns)