NASA dan badan antariksa di seluruh dunia telah menghabiskan puluhan tahun untuk melacak Near Earth Asteroids (NEA) untuk mendeteksi tumbukan yang dapat terjadi terhadap Bumi.
Penelitian terbaru menunjukkan, jumlah NEA bersifat destruktif yang perlu dicari berkurang menjadi di bawah 40. Sebelumnya, diperkirakan masih ada lebih dari 100.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sangat menarik karena masih banyak yang bisa dipelajari tentang asteroid, seperti komposisi, struktur, permukaan, hingga intinya. Albedo pun sudah mengalami perkembangan, sehingga dapat membantu kami untuk mengetahui komposisi dari NEA," kata Caitlin Ahrens, pakar astronomi dari University of Arkansas.
Meskipun begitu, tingkat kecerahan bukan satu-satunya indikator yang dapat digunakan karena asteroid besar yang gelap dapat memantulkan lebih sedikit cahaya dibanding bebatuan kecil dengan permukaan yang lebih cerah.
Sebelumnya, pada 2015, penelitian yang dilakukan oleh Alan W. Harris dari perusahaan riset California MoreData bersama ahli astronomi asal Italia bernama Germano D'Abramo, memperkirakan terdapat 921 NEA dengan diameter lebih dari satu kilometer.
Alan W. Harris pun telah mengumumkan perkembangan penemuannya minggu lalu dalam pertemuan ke-49 American Astronomical Society Division for Planetary Science.
Terkait hal tersebut, NASA mengklaim bahwa 884 NEA sudah berhasil ditemukan, sehingga hanya tersisa 37 asteroid yang masih perlu dicari. (rns/rou)