Aplikasi Anti Bullying Gunadarma Dipuji Kemenristekdikti
Hide Ads

Aplikasi Anti Bullying Gunadarma Dipuji Kemenristekdikti

Muhammad Alif Goenawan - detikInet
Selasa, 03 Okt 2017 16:56 WIB
Foto: Muhammad Alif Goenawan/detikINET
Jakarta - Universitas Gunadarma baru saja memperkenalkan aplikasi pelaporan untuk memberantas bullying di lingkungan kampus. Langkah ini mendapat pujian dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.

Tak cuma memuji, Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Didin Wahidin berharap jika langkah Gunadarma ini bisa ditiru oleh perguruan tinggi yang lain.

Aplikasi bernama UG Aid Us merupakan aplikasi sebagai solusi untuk memberantas bullying, baik bullying kepada mahasiswa normal maupun mahasiswa dengan kebutuhan khusus atau disabilitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aplikasi berjenis monitoring ini membuka kesempatan bagi siapapun untuk melapor bila mengetahui adanya tindak kekerasan dan hal negatif lainnya yang terjadi di lingkungan kampus.

"Kami berhadap bahwa setelah Gunadarma melakukan ini, maka kemudian makin banyak perguruan-perguruan tinggi yang lebih peduli terhadap masyarakat difabel. Kami ingin bahwa mereka tidak merasa seperti warga negara yang terdiskriminasikan atau termajinalkan," tuturnya ditemui detikINET selepas seminar nasional bertajuk 'Disabilitas dan Pendidikan Tinggi' di Kampus D Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat, Selasa (3/10/2017).

Foto: Muhammad Alif Goenawan/detikINET

Didin pun menyebut bahwa sebetulnya sudah banyak regulasi terkait hal ini. Namun, regulasi itu masih dalam tahapan implementasi dan pengamalan.

"Masih berdalih dengan macam-macam alasan. Sarana prasarana belum ada lah, atau kemudian fasilitas yang diperlukan tidak ada. Ini memerlukan langkah yang sifatnya bukan hanya unsur per unsur dari dunia pendidikan, tapi lebih ke sistemik," tuturnya.

Maka dari itu, lanjut Didin, nantinya diharapkan pembelajaran harus memberikan dan memediasi bahwa orang difable harus ikut belajar. "Caranya mungkin nanti bisa belajar tidak hanya dari mulut dosen, tapi mungkin dengan cara komputer yang berbicara dan lain-lainnya," pungkasnya. (mag/rou)