Apple Music Tebar Ancaman ke Spotify
Hide Ads

Apple Music Tebar Ancaman ke Spotify

- detikInet
Jumat, 29 Sep 2017 19:05 WIB
Apple Music. Foto: detikINET - Anggoro Suryo Jati
Jakarta - Setelah dua tahun diluncurkan, kini Apple Music telah mencapai separuh jumlah pelanggan yang dimiliki 'raja' layanan streaming musik, Spotify. Jimmy Iovine, yang mengepalai Apple Music, mengatakan kepada Billboard bahwa jumlah user mereka sudah menyentuh angka 30 juta.

Apple Music memang terus menampilkan pergerakan jumlah pelanggan yang signifikan. Mulai diluncurkan pada Juni 2015, mereka telah mencapai angka 10 juta subscribers pada Januari 2016. Kemudian, pada Desember 2016, jumlah user Apple Music sudah menembus 20 juta.

Sedangkan Spotify, yang menginjak usia ke 8 tahun ini, mengaku sudah memiliki 60 juta subscriber di seluruh dunia pada Juli lalu. Jumlah tersebut meningkat 20% dari Maret yang hanya 50 juta user.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain membuntuti dari sisi jumlah users, pertumbuhan subscriber Apple Music juga makin mendekati Spotify. Apple Music mencatatkan rata-rata 15 juta pelanggan tiap tahunnya, sedangkan Spotify menorehkan 20 juta pelanggan tiap tahunnya. Pertumbuhan ini mengacu dalam dua tahun terakhir ketika Apple Music mulai didirikan.

Popularitas dan persaingan yang tinggi diantara keduanya membuat mereka terhitung menyumbang, sampai saat ini, sebesar 62% dari pendapatan di industri musik pada 2018.

Jimmy Iovine mengatakan, ini masih tahap awal bagi Apple Music. Ia percaya bahwa mereka mampu menyalip Spotify dalam beberapa tahun ke depan karena sumber daya yang dimiliki Apple nyaris tidak terbatas.

Kini, lanjut Jimmy Iovine, mereka tengah meningkatkan pelayanan untuk mendekatkan hubungan antara para musisi dengan fans mereka melalui konten eksklusif seperti video dokumenter, wawancara khusus, hingga iklan yang lebih menarik.

"Saya pikir layanan streaming saja tidak cukup. Harus ada pendekatan yang lebih terhadap artis dan penggemarnya. Kami punya rencana besar dan butuh waktu untuk merealisasikannya. Saya rasa memang mustahil untuk melakukan itu semua hanya dalam dua tahun," katanya, seperti dikutip detikINET dari Financial Times. (fyk/fyk)
Berita Terkait