Presiden yang dikenal tegas itu mengakui telah membayar sebuah pasukan media sosial untuk mendukungnya ketika masa kampanye tahun lalu. Ia berbicara terus terang setelah beredar studi Universitas Oxford yang menyebut Duterte menggunakan bot dan medsos manual (dikendalikan manusia).
Tak tanggung-tanggung, Duterte disebut rela merogoh kantong hingga miliaran rupiah untuk mendukung aksinya tersebut. Ia pun blak-blakan mengakuinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Duterte membantah tuduhan bahwa ia terus menyewa pasukan media sosial untuk saat ini. Menurutnya ia tidak perlu dukungan atau pembelaan di media sosial.
"Aku tidak butuh membela diri dari serangan. Aku menyatakan itu hanya selama masa pelantikan dan kampanye," paparnya.
Terakhir, Durterte menyebut Universitas Oxford sebagai sekolah untuk orang bodoh. "Universitas Oxford? Itu adalah sekolah untuk orang bodoh," pungkasnya yang mungkin merasa kesal terhadap studi tersebut. (mag/fyk)











































