"Dalam 30 tahun ke depan, dunia akan merasakan jauh lebih banyak rasa sakit daripada kebahagiaan," demikian ramalan miliader dengan harta USD 28,3 miliar ini, seperti dikutip dari Business Insider, Senin (24/4/2017).
Kenapa bisa demikian? Ma mengatakan bahwa rasa sakit yang siap melanda manusia dalam tiga dekade lagi itu disebabkan kemajuan teknologi yang berdampak pada berbagai jenis industri dan lapisan masyarakat, sehingga rentan terjadi konflik sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maka, diperlukan antisipasi untuk mencegah keresahan sosial. World Economic Forum memperkirakan akan terjadi kehilangan lebih dari lima juta pekerjaan pada tahun 2020 di 15 negara maju dan berkembang. Dan Citibank telah mengungkapkan bahwa risiko otomatisasi oleh robot membuat 47% pekerjaan di Amerika Serikat dan 77% di China berada dalam risiko.
"Kota dengan pendapatan lebih tinggi dan yang mengalami pertumbuhan pendapatan lebih cepat, malah memiliki lebih sedikit pekerjaan," begitu tertera dalam laporan tersebut.
Ma pun kembali mengingatkan soal risiko hilangnya pekerjaan manusia dengan teknologi. Ia berharap agar pekerjaan yang dilakukan manusia tidak dialihkan semuanya kepada teknologi.
"Mesin seharusnya hanya melakukan apa yang tidak dapat dilakukan manusia. Hanya dengan cara ini, kita bisa memiliki kesempatan untuk menjaga mesin tetap bekerja dengan manusia, bukan sebagai pengganti," himbau Ma. (fyk/fyk)











































