Salah satunya adalah dengan metode hacking. "Ada keyakinan kuat bahwa AS melalui metode cyber telah sukses beberapa kali mengganggu tes tersebut dan menggagalkannya," sebut mantan Menteri Luar Negeri Inggris, Malcolm Rifkind yang dikutip detikINET dari CNN.
Metode serangan cyber itu memang lebih murah ongkosnya dibandingkan sistem pertahanan rudal balistik yang bisa memakan sampai ratusan juta dolar. Virus canggih sejenis Stuxnet yang pernah mengacaukan fasilitas nukir Iran dapat dipakai militer AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukti lain bahwa AS serius ingin menghancurkan misil Korut adalah rencana uji coba untuk menembak jatuh rudal-rudal Korea Utara (Korut). Uji coba besar-besaran ini akan digelar Amerika Serikat (AS) pada Mei mendatang, di perairan Pasifik.
Dituturkan sejumlah pejabat pertahanan AS, seperti dilansir CNN, Rabu (19/4/2017), uji coba yang dijadwalkan sejak lama ini sebenarnya merupakan bagian dari program pertahanan rudal balistik militer AS dalam menghadapi ancaman Korut maupun Iran. Namun untuk saat ini, tujuan utamanya adalah memastikan AS bisa mempertahankan diri melawan ancaman Korut.
Salah satu aksi yang akan dilakukan adalah menguji coba tembakan Rudal Standar yang telah dikembangkan, dari sebuah kapal Angkatan Laut AS. Uji coba itu akan dilakukan di perairan Pasifik, karena di lokasi itu jangkauan tembakan bisa diakomodasi secara luas.
Di sisi lain, kapal perusak yang menemani kapal induk USS Carl Vinson yang kini merapat di semenanjung Korea juga dilengkapi dengan sistem pertahanan misil canggih Aegis. Sistem Aegis juga mampu menembak jatuh misil musuh di udara. (fyk/fyk)