Peristiwa tragis itu terjadi di Princeton, Massachussetts. Vanessa yang bekerja di kantor Google di New York berkunjung ke rumah orang tuanya di sana.
Keluarganya cemas karena Vanessa tidak pulang-pulang setelah izin pergi jogging, sehingga mereka lapor polisi. Setelah melakukan pencarian, polisi berhasil menemukan Vanessa dalam keadaan sudah tak bernyawa, dengan kondisi mengenaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Polisi menggunakan sampel DNA dari jasad korban dan keterangan dari para saksi. Semuanya cocok dengan sang tersangka. Polisi juga mengungkap perlawanan Marcotte turut mengungkap identitas pembunuhnya.
![]() |
"Melalui perlawanannya yang gigih itulah kami bisa mengambil DNA dari sang pembunuh," sebut pihak berwajib, yang dikutip detikINET dari Independent.
"Setelah delapan bulan, kami akhirnya bisa mengambil langkah pertama agar Vanessa mendapatkan keadilan," demikian kata keluarganya yang masih sangat berduka.
Kasus pembunuhan ini menyita perhatian luas. Google juga mengungkapkan rasa bela sungkawa dan kehilangan besar.
"Vanessa Marcotte adalah anggota tim Google yang sangat dicintai, dia bekerja di kantor kami di New York dalam satu setengah tahun terakhir dan dikenal karena senyumnya, passionnya dan kesukaannya pada olahraga," demikian pernyataan Google.
"Kami sangat terkejut dan sangat bersedih dan turut berduka cita bersama keluarga serta teman-temannya," tambah raksasa teknologi itu. (fyk/fyk)