"Ibuku kemudian bekerja di pompa bensin dan di toko kelontong. Dia adalah akuntan di Vietnam, namun karena bahasa Inggrisnya buruk, dia gagal mendapat sertifikasi di AS," cerita Pham yang dikutip detikINET dari CNN.
"Karena dia bekerja begitu keras, aku jarang melihatnya sehari-hari. Aku harus mengurus adikku, membawanya ke dokter atau sekolah. Aku harus menjadi dewasa," kisahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah suasana serba kekurangan, Pham belajar keras agar sukses di sekolahnya. Dan dia berhasil diterima di universitas bergengsi, Massachusetts Institute of Technology atau lebih dikenal dengan nama MIT.
Kecintaannya pada dunia teknologi pun makin tumbuh. Salah seorang teman Pham dibelikan komputer oleh ayahnya dan dia sering main di sana untuk membuat program. Sebelum kuliah, ia berhasil membeli komputer IBM sendiri dari hasil kerja kerasnya membantu membuat program akuntansi.
Karena otaknya memang cemerlang dipadu belajar keras, Pham langsung diterima bekerja di Hewlett Packard setelah lulus dari MIT. Tiga tahun di sana, ia keluar ke perusahaan bernama Silicon Graphics yang didirikan pembuat Netscape, Jim Clark.
"Itu adalah keputusan signifikan, tapi ibuku tak setuju. Ia pikir aku sembarangan. Menurutnya aku harus bertahan membangun karir bagus di perusahaan mapan seperti HP dan pensiun setelah 30 tahun di sana," ia melanjutkan.
Ia kembali pindah ke perusahaan bernama NetGravity. Di masa inilah, Pham berhasil membeli rumah sendiri. Karirnya semakin menanjak. Ia menjadi Vice President di raksasa virtualisasi VMWare sebelum direkrut menjadi Chief Technology Officer Uber. Menjadi orang kepercayaan sang CEO, Travis Kalanick.
Kiat Sukses
Perjalanan hidupnya yang penuh warna membuat Pham banyak dimintai nasihat. "Banyak orang mungkin punya skill, tapi pada akhirnya kita perlu membuat kesempatan untuk tampil dan menunjukkan apa yang kita bisa," katanya.
"Ukuran kesuksesanku pada intinya adalah, apakah hidupku sudah berarti? Apakah aku sudah melakukan apapun yang aku bisa dengan waktuku di bumi? Apa satu hal yang bisa kulakukan tiap hari yang membantuku untuk mencapai impianku?" lanjut Pham.
"Aku berefleksi. Aku berpikir tentang apa yang terjadi tiap hari dan bertanya, apakah aku sudah melakukan yang terbaik? Tapi aku hampir selalu berkata, aku bisa melakukannya dengan lebih baik lagi," pungkasnya. (fyk/rou)