Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Puluhan Karyawan Microsoft Terancam Kebijakan Trump

Puluhan Karyawan Microsoft Terancam Kebijakan Trump


Fino Yurio Kristo - detikInet

Foto: detikINET/Reno Hastukrisnapati
Jakarta - Kebijakan imigrasi baru yang dikeluarkan Donald Trump sama-sama disesalkan oleh berbagai perusahaan teknologi raksasa. Setelah Facebook dan Google, kini giliran bos Microsoft berusaha menenangkan karyawan sekaligus mengkritik kebijakan itu.

Presiden Microsoft Brad Smith telah mengirim email ke seluruh karyawan dan menyatakan ada 76 pegawai Microsoft yang terdampak aturan baru dari Trump. Seperti diberitakan, Trump untuk sementara melarang warga dari 7 negara masuk ke AS dan ternyata, ada beberapa karyawan perusahaan teknologi AS berasal dari sana.

"Kami mengetahui ada 76 karyawan Microsoft yang merupakan penduduk negara tersebut terdampak peraturan baru ini. Kami akan memastikan untuk melakukan semua yang kami bisa untuk memberi bantuan secara cepat dan efektif," tulis Brad yang dikutip detikINET dari Business Insider.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percaya peraturan imigrasi bisa dan harus melindungi publik tanpa harus mengorbankan kemerdekaan ekspresi atau agama seseorang. Dan kami percaya akan pentingnya melindungi pengungsi yang mematuhi hukum di mana nyawa mereka mungkin bergantung pada imigrasi," tambah dia.

CEO Microsoft, Satya Nadella, juga telah menyuarakan pendapatnya. Apalagi dia sendiri adalah seorang imigran yang dilahirkan di India.

"Sebagai imigran dan CEO, aku telah mengalami dan melihat dampak positif imigrasi bagi perusahaan kita, bagi negara ini dan bagi dunia. Kita akan terus mendukung hal ini sebagai topik yang penting," sebut Nadella.

Microsoft pun berjanji akan terus memperjuangkan kebijakan imigrasi yang lebih baik bagi semua orang. Mereka akan mendiskusikannya bersama pemerintah AS. (fyk/fyk)







Hide Ads