"Saya anak babu, ibu saya bekerja menjadi TKI secara terhormat, tidak mengemis, tidak sakiti orang, tidak curi uang rakyat. Saya bangga pada ibu #MaafkanFahriBu," demikian cuit Hanif dalam akun Twitter β@hanifdhakiri seperti dilihat detikcom pada Rabu (25/1/2017). Sekadar diketahui, saat masih anak, Hanif ditinggal ibunya menjadi TKI selama 6 tahun.
Foto: Screnshot Twitter Menaker |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahukah Bapak bahwa kami ini pekerja bukan babu. Kami mempunyai harkat dan martabat. Kami melakukan pekerjaan yang halal dengan setiap tetesan keringat kami, bukan hasil korupsi apalagi hasil mengemis! Perjuangan yang kami lakukan di sini telah memberikan penghidupan yang lebih layak bagi keluarga kami di kampung halaman, serta memberikan anak kami pendidikan dan jaminan kesehatan yang lebih baik," ujar Halimah melalui keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (24/1).
Cuitan Fahri yang dipersoalkan adalah perkataan Fahri yang menyebut anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang.
"Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela," demikian cuit Fahri Hamzah dalam akun Twitter @Fahrihamzah. Cuitan tersebut saat ini sudah tidak terlihat di akun Twitter Fahri alias telah dihapus.
Foto: Screnshot Twitter fahri hamzah |
Dimintai konfirmasi secara terpisah, Fahri juga telah angkat bicara soal kicauannya tersebut. Menurut Fahri, hal tersebut justru untuk mengajak berpikir mengenai persoalan tenaga kerja asing yang menyerbu Indonesia.
"Saya tidak mau diplomatis, maksudnya saya apa adanya aja. Apa yang saya katakan sejak awal adalah soal kesibukan kita bukan pada isu inti. Justru saya ajak memikirkan fakta bahwa tenaga kerja asing menyerbu kita," kata politikus PKS itu saat dimintai konfirmasi melalui pesan singkat, Selasa (24/1). (dkp/rou)
Foto: Screnshot Twitter Menaker
Foto: Screnshot Twitter fahri hamzah