Tersandung Pornografi, Bigo Live Buka-bukaan
Hide Ads

Tersandung Pornografi, Bigo Live Buka-bukaan

Josina - detikInet
Selasa, 20 Des 2016 12:46 WIB
Foto: Dok. Kominfo
Jakarta - Wajar saja jika para pendiri dan petinggi Bigo Live ramai-ramai mendatangi kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menemui langsung Menteri Rudiantara. Karena sejak diblokir, eksistensi layanannya di Indonesia jelas sangat terganggu.

Bigo Live tentu tak mau kehilangan basis 10 juta pelanggannya. Ya, jumlah pengguna sebegitu banyaknya berhasil mereka raih hanya dalam waktu singkat. Hanya dalam enam bulan sejak hadir pertengahan tahun ini.

Angka itu bukan angka yang kecil. Karena sejak Bigo merintis bisnisnya 10 tahun silam di industri live streaming, hingga kini angka penggunanya baru menembus 60 juta. Dan itupun mayoritas disumbang dari Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bigo diluncurkan sekitar awal bulan Juni atau Juli 2016, dan di bulan Oktober kami sudah punya 10 juta pengguna di Indonesia," ujar Valen Van Presdir Bigo Ltd Indonesia di Skye, Menara BCA, Grand Indonesia.

"Secara global 60 juta pengguna terbesar lainnya datang dari India, Thailand, Vietnam, China, Taiwan, dan beberapa di negara Amerika Serikat dan Eropa," paparnya lebih lanjut saat ditemui detikINET tadi malam, Senin (19/12/2016).

Bigo Live sendiri merupakan aplikasi milik Bigo Ltd asal Singapura yang sudah selama 10 tahun berjalan. Aplikasi ini langsung cepat meraih popularitas di kalangan remaja karena sangat mudah digunakan. Siaran langsung melalui ponselnya, kapan saja dan dari mana saja.

"Di Indonesia rata-rata user Bigo masih berumur 17-18 tahun. Untuk mendaftar akun di Bigo, user dipastikan harus berumur 17 tahun ke atas," tambah Van.

Dengan aplikasi ini penggguna bisa melakukan siaran langsung atau live streaming dari perangkat smartphone mereka layaknya presenter siaran TV. Yang membuat aplikasi menarik adalah adanya fitur gift.

Jadi, jika si pengguna yang sedang melangsungkan live dan banyak diberikan gift oleh penontonnya, maka bisa ditukar dengan uang tunai. Selain itu, tak hanya host resmi saja yang boleh siaran, siapapun ternyata dibolehkan.

Hal ini yang ternyata mengundang pengguna Bigo, khususnya kaum hawa yang tergiur untuk tampil sensual demi mendapatkan uang dari gift para pemirsa siarannya. Selain itu, kontak yang ada di biodata milik host, jelas sangat mengundang terjadinya transaksi di balik layar.

Kondisi ini yang membuat Menteri Rudiantara memutuskan untuk memblokir layanan Bigo sampai tak ada lagi konten berbau pornografi di layanan itu. Para petinggi Bigo pun mengakui, jika mereka tak cepat-cepat mengantisipasi krisis ini, bukan tak mungkin citra mereka akan kadung rusak dan sulit diperbaiki lagi.

Akan seperti apa langkah Bigo untuk memperbaiki citranya di Indonesia? Nantikan laporan selanjutnya di detikINET. Stay tune! (rou/rou)
Berita Terkait