Dalam kicauannya itu Dorsey menyebut sistem Twitter secara otomatis membiarkan sebuah kicauan dari grup pendukung supremasi kulit putih lolos melalui tweet promosi. Iklan itu saat ini sudah dihapus dan akun milik grup itu pun sudah ditutup.
"Kami membuat kesalahan di sini dan kami meminta maaf," ujar Dorsey, seperti dikutip detikINET dari Cnet, Jumat (18/11/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Twitter bukan satu-satunya media sosial yang menjadi tempat penyebaran hate speech. Facebook pun sebelumnya mempunyai masalah yang sama, namun mempunyai pendekatan yang berbeda untuk memerangi konten tersebut.
Facebook memilih untuk mempekerjakan sejumlah orang untuk mengevaluasi konten-konten yang sudah ditandai oleh penggunanya. Tim ini adalah orang-orang yang bertanggung jawab untuk menghapus konten hate speech dari Facebook.
(asj/rou)We made a mistake here and we apologize. Our automated system allowed an ad promoting hate. Against our policy. We did a retro and fixed! https://t.co/7gvycmzpsm
β πΆπ½jack (@jack) November 17, 2016