Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Indonesia Doyan Aplikasi Gratis, Tapi Masih Rela Bayar

Indonesia Doyan Aplikasi Gratis, Tapi Masih Rela Bayar


Muhammad Alif Goenawan - detikInet

Foto: Thinkstock
Jakarta - Pengguna smartphone di Indonesia memang lebih suka aplikasi gratis ketimbang berbayar. Meski demikian, mereka masih rela keluar duit untuk in-app purchase.

Banyak ragam aplikasi yang hadir untuk memanjakan masyarakat digital. Ada yang berbayar, ada pula yang gratis. Meski yang gratis lebih mendominasi, bukan berarti pengguna tak mau mengeluarkan uang.

Lembaga analitik aplikasi App Annie mengatakan bahwa saat ini kategori aplikasi freemium atau gratis lah yang paling mendominasi pasar. Analisa ini berlaku baik untuk Google Play Store maupun Apple App Store.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebanyakan konsumen, baik itu di Indonesia maupun secara global, mereka tidak pernah membayar apapun. Maka dari itu pasar freemium bisa mendominasi," ungkap Danielle Levitas, SVP Research & Marcom App Annie kepada detikINET, Kamis (17/11/2016).

Walau aplikasi biasanya dibanderol secara cuma-cuma, developer tetap memberikan opsi berupa in-app purchase atau item-item yang bisa didapatkan dengan cara berbayar. Umumnya ini terjadi pada aplikasi game.

"Kalau bicara in-app purchase, untuk game misalnya, in-app purchase menghasilkan lebih dari 95% pendapatan di App Store. Mereka rela membayar item dalam game untuk meningkatkan level dan lain-lain. Tapi kebanyakan konsumen tidak mau membeli (aplikasi berbayar). Kalaupun ada sangat-sangat rendah. Kurang dari 5%," terang Danielle.

Salah satu negara dengan jumlah pendapatan aplikasi terbesar di dunia adalah Jepang. Menurut Danielle, rata-rata pengguna di Jepang menghabiskan uang USD 100 atau sekitar Rp 1,3 juta dalam pertahunnya.

Ini berbanding jauh dengan kebiasaan masyarakat Indonesia. Di mana ketika ditanya, Danielle mengatakan bahwa rata-rata menghabiskan uang untuk aplikasi per tahun masyarakat masih single digit atau dengan kata lain di bawah USD 10 per tahun.

Secara keseluruhan, bila dibandingkan antara aplikasi berbayar dengan freemium, dominasi ditunjukan oleh aplikasi freemium dengan persentase 95%.

"Kurang dari 5% untuk yang berbayar. Dan itu angka global. Mungkin Indonesia untuk freemium sekitar 96% sampai 98%. Intinya adalah orang-orang suka yang gratis," pungkasnya. (mag/rou)







Hide Ads